HAMPA “Kau terlihat seperti zombie, bibi,” Aku terkejut, anak kecil dengan setelan rapi dan comma hair andalannya berdiri disamping kursi santaiku sambil mempertontonkan deretan giginya yang putih. “Hei, bersikaplah sopan, aku bibimu,” Tawanya menggelegar, oh aku sadar sudah lama sejak beberapa bulan lalu kami baru bertemu. Kesibukan membawaku sedikit berjarak dengannya. “Kenapa orang dewasa selalu terlihat monoton dan membosankan. Apakah dewasa itu sebuah kutukan?” tanyanya tiba-tiba. “Aku tidak akan bicara apapun soal itu, kau akan mengetahui segalanya saat sudah sampai pada masanya. Ngomong-ngomong kenapa kau kemari? Dimana kedua orangtuamu?” “Mereka mengantarku kemari, dan pergi ke sebuah pesta pernikahan. Aku tidak tertarik, makadari itu aku meminta ayah menurunkanku di depan apartemenmu,” Aku pikir hari ini adalah hari tenang bagi bulan yang kesekian dimana kesibukan membelenggu diriku. Aku tidak baik-baik saja, dan aku mengakui itu. Tidak ada satu ...