Opini : "Banting Setir Bus Pariwisata"
Pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat saat ini tengah berlangsung
hingga tanggal 20 Juli kedepan. Hal ini sudah santer terdengar di kalangan
masyarakat. Tak hanya itu, pembatasan ini nyatanya membawa dampak yang kurang
mengenakkan utamanya bagi sektor yang bergerak di bidang transportasi umum
salah satunya yakni transportasi bus.
Sebelumnya,
pada pemberlakuan pengetatan dan pembatasan penumpang telah dilakukan sejak
masa awal pandemi bahkan di hari menjelang lebaran kemarin. Dari sejak saat itu
yang paling terpengaruh ialah pada transportasi umum. Bahkan dari bus sendiri
nyatanya banyak mengalami kerugian karena tidak dapat beroperasi secara optimal
sebagaimana dahulu masih berjalan.
Sempat
membaik, sebab saat itu bagi bus sudah diperbolehkan membawa penumpang sebanyak
50 persen. Meskipun tidak membantu banyak, setidaknya hal tersebut mampu
sedikit menambal minus pada pemasukan bus itu sendiri.
Dilansir
dari koran tempo, salah satu armada bus Manhattan contohnya. Tjahjo Wibowo
selaku Direktur Operasional PT Metro Multi Transportasi menyampaikan
statementnya kepada koran tempo pada tanggal 3 Juli kemarin. Ia mengatakan
bahwa saat pemerintah memberlakukan PPKM, bus yang tersisa saat akan beroperasi
malah justru menerima banyak pengembalian tiket bus bahkan untuk pesanan kursi
di tanggal setelah ketentuan PPKM. Pengembalian tiket tersebut diakuinya
sebagai dasar permintaan pelanggan yang takut kalau saja PPKM darurat ini akan
diperpanjang seperti yang sudah berlaku kemarin.
Tjahjo
mengingat betul Pada saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Bulan
April sampai Juli di tahun 2020 omzetnya anjlok hingga mencapai 36 persen
disebabkan oleh adanya pengembalian tiket bus tersebut. Pada saat itu sudah
mulai perkembangan dari transportasi bus ini terhambat atau bisa dikatakan mati
suri. Meski begitu ia berharap bahwa pemerintah juga mau memperhatikan
pengusaha bus untuk menjaga arus kas yang hampir tak pernah memenuhi target dan
tak berhasil.
Metro
Multi Transportasi saat ini sampai memutar otak untuk mengakali bisnisnya yang
sempat tenggelam. Ia menyulap 5 bus miliknya untuk menjadi angkutan kargo guna
mengangkut barang dengan rute perjalanan Jakarta-Surabaya, sehingga kursi kabin
di dalam bus terpaksa dilepas sementara waktu, dan jendela bus pun ditutup
rapat. Bahkan pihak Metro Multi Transportasi ini juga mengikat kontrak
antar-jemput karyawan badan usaha milik negara (BUMN), selain itu pihaknya juga
membuat kafe bus berjalan yang operasinya sudah dimulai di tahun lalu.
Menanggapi
hal tersebut yang bahkan mungkin salah satunya yang terdampak besar, namun pada
kasus lain juga tak jauh berbeda. Semua yang terhambat di masa pandemi dan
harus dihentikan atau vakum untuk jangka waktu yang belum ditentukan memaksa
para pelaku bisnis untuk segera mengentaskan diri menghadapi perekonomian yang
semakin menjerat. Banyak diantaranya memulai lagi bisnis dari awal dan beralih
pada bisnis yang bisa mendatangkan profit untuk menambal kekurangan pendapatan
pada kas bisnis mereka, tak jarang mereka juga ada yang memilih untuk berbisnis
di ranah pertanian yang kurang terdampak bagi pandemi ini.
Semua
berharap pandemi akan usai, sektor bisnis lain dapat segera membaik seiring
dengan berjalannya waktu, yang bisa dilakukan ialah bersabar menghadapi
keadaan, serta mampu menginovasikan aset yang dipunyai yang tentunya bisa
disesuaikan dengan keperluan dan tujuan adanya perbaikan ekonomi. Selain itu
bagi pemerintah diharapkan semoga bisa menangani permasalahan yang ada, dan bisa
lebih bijak lagi dalam mengatur segala bentuk upaya penanganan terdampak
pandemi ini dalam segala sektor.
Komentar
Posting Komentar