Resensi Buku : Selingkuh - Paulo Coelho
Judul :
Selingkuh
Pengarang : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN :
978-602-03-1207-1
Paulo Coelho merupakan pria
berkebangsaan Brasil yang lahir pada 24 Agustus 1947. Paulo dikenal juga dengan
nama lain yang umum yakni Paul Rabbit. Paulo sendiri adalah seorang tokoh novelis
yang telah melahirkan banyak buku yang paling banyak dibaca didunia pada saat
ini. Bahkan beberapa buku yang ia publikasikan telah menerima sejumlah
penghargaan Internasional, termasuk yang paling bergengsi yakni Crystal Award dari Forum Ekonomi Dunia.
Serta ada pula yang paling terkenal dan telah diterjemahkan dalam 67 bahasa,
yakni berjudul The Alchemist.
Paulo berbeda dengan berbagai penulis
lain di belahan dunia. Ia mendapati bukunya telah dibajak oleh kalangan yang
tidak bertanggungjawab namun ia tidak pernah marah sama sekali akan hal
tersebut. Justru, ia turut membagikan karyanya tersebut dalam versi online di
websitenya agar bisa dinikmati oleh banyak orang. Paulo berpendapat bahwa hal
tersebut bukanlah hal yang patut dipermasalahkan, sebab ia merasa bahwa
dibajaknya buku yang ia tulis malah membawa bukunya semakin banyak dikenal oleh
banyak orang.
Beranjak dari profil seorang Paulo,
salah satu karangannya ada yang bersifat dewasa dengan pembawaan alur kisah
mengenai kehidupan tokoh yang merupakan seorang jurnalis. Buku dengan judul
selingkuh merupakan buku yang pada tahun 2014 di Indonesia sendiri telah
diterjemahkan. Buku ini mengangkat latarbelakang dunia jurnalisme di Jenewa,
Swiss.
Tokoh utama dalam buku ini ialah
Linda, seorang jurnalis yang memiliki kehidupan rumahtangga ideal sebagaimana
yang orang lain harapkan dalam hidupnya. Permasalahan yang ia hadapi sudah
dijelaskan bahkan di awal cerita. Sebenarnya, ia sedang berada di fase dimana
ia tidak merasa bahagia pun tidak pula merasakan kesedihan. Di lain sisi, ia
juga pernah merasakan euforia yang berlebihan kemudian sesaat setelahnya ia
merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Ia tak memiliki sebab mengapa hal
demikian bisa terjadi pada dirinya.
Keadaan hampa seperti itu membuat dia
berani untuk berselingkuh dibelakang suaminya. Hal tersebut diawali saat ia
mendapat tugas dari atasannya untuk mewawancarai seorang politikus besar, yang
nyatanya merupakan mantan kekasihnya saat masa putih abu-abu dahulu. Entah keberanian
darimana, Linda sendiri tidak memahaminya namun dari sana ia seolah mendapatkan
dirinya terlahir kembali dengan efek bahagia yang selama sepuluh tahun
pernikahannya tidak pernah ia rasakan lagi.
Peliknya kisah sang tokoh utama,
dibumbui dengan pesan yang ingin disampaikan oleh Paulo mengenai sisi
jurnalistik di Negara Swiss. Pembawaan Paulo cenderung ringan dalam informasi
yang disampaikan. Ia menunjukkan beberapa adegan yang mana dalam sisi
jurnalistik disana itu kebanyakan bersifat kompetitif. Tidak ada ditemui dalam
buku mengenai kebebasan pers yang terkekang, itu menandakan bahwa pers disana
cukup besar kedudukan dan eksistensinya dalam masyarakat.
Dalam buku selingkuh ini, Linda
memaparkan bahwa semakin banyak narasumber yang ia peroleh maka semakin
terkenal dan dihormati dirinya di depan khalayak ramai. Walaupun ia sendiri tidak
memungkiri bahwa menjadi seorang jurnalis adalah profesi yang sewaktu-waktu
bisa hilang dengan cepat sebab digantikan oleh tenaga muda yang lebih
berkompeten di bidang jurnalistik tentunya. Sedangkan setelahnya, mungkin saja
ia akan berprofesi sebagai seorang kritikus majalah, berita, koran dan
sebagainya yang berbau jurnalistik.
Secara umum, cover buku bisa
dikatakan tidak cukup menarik untuk bisa membuat pembaca tertarik. Namun, dari
segi ringkasan dibalik buku membuat pembaca mungkin akan mempertimbangkan
kembali untuk membaca buku ini. Kebahasaan dalam buku cukup bisa dibilang baik,
walau beberapa kalimat seolah rumit untuk dipahami, tentu ini merupakan faktor
sebab buku selingkuh merupakan buku terjemah. Buku ini hanya cocok untuk dibaca
oleh orang dewasa, sebab dari judulnya saja sudah menggambarkan keadaan atau
peristiwa yang menimpa usia matang. Selain itu, isinya juga secara vulgar
menggambarkan adegan ranjang yang tidak pantas dibaca oleh usia dibawah umur
dalam ketentuannya.
Terlepas dari hal tersebut, buku ini pun
memberikan beberapa tips untuk para jurnalis dalam menangani narasumber yang
dihadapinya. Yang pertama ialah menanyakan topik yang ingin dibahas oleh narasumber,
membiarkan narasumber berbicara selama mungkin agar ia merasa nyaman dan
dihargai, baru setelahnya bisa melontarkan beberapa pertanyaan yang dibutuhkan.
Namun, ada catatan yakni apabila narasumber berkelit maka kita bisa mengubah
pola kalimatnya dan menanyakan kembali dalam beberapa menit berikutnya.
Komentar
Posting Komentar