Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Krisis Iklim Disebabkan Oleh Korupsi?

Pada Hari Kamis, lebih tepatnya tanggal 28 kemarin dalam koran digital tempo mengangkat tema besar berupa krisis iklim dengan hashtag “Muda yang Peduli”. Adapun hal ini menjadi sangat penting sebab dalam kacamata generasi z maupun milenial beranggapan bahwa isu lingkungan selama ini seolah tengah dinomor duakan. Mungkin bagi sebagian orang berita ini akan menjadi hal yang biasa, setelah dikupas tuntas nyatanya banyak menyita pikiran untuk turut memusingkan apa yang terjadi pada alam kita saat ini. Sebelum lebih jauh, bagi orang awam yang masih asing dengan istilah generasi z maka sederhanya dapat diartikan sebagai generasi yang lahir antara tahun 1997-2012. Baiklah, sekarang beralih pada pokok bahasan utama. Salah satu berita utama mengingatkan buku “Dunia Anna” karya Jostein Gaarder. Bagaimana tidak, lead berita membahas ihwal anak kecil berusia 11 tahun yang mulai berinisiatif untuk membuat situs web mengenai informasi krisis iklim. Seperti yang sudah diketahui umum, memanglah i

Ya, Tidak Masalah!

Gambar
"Tak perlu khawatir, aku hanya perlu sendiri" ucapku untuk kesekian kalinya. Itu kata terakhir yang kuucapkan padanya sore kemarin selepas hujan. Oh hei, tapi ini Xavier kataku. Dia akan terus saja mengganggu hidupku dan bertanya segala kegiatanku. Aku menghargai itu, tapi aku sedikit tidak suka berbicara terlalu banyak. Kupikir dia akan mengerti, tapi tidak. Dunia bukan hanya milikku dan aku harus mengerti orang lain. Sial, jalan seperti apa lagi ini. "Zea, dimana? Aku kesana yah?" Baru saja kupikirkan, Xavier sudah bertanya. Gila, manusia semacam apa dia sampai tidak punya dunianya sendiri dan ingin selalu masuk dalam duniaku, keseharianku, dan segala hal tentangku. "Ya, terserah" "Ah tidak asik, identik dengan perempuan lainnya" Aku mana peduli. Dulu aku peduli, tapi dia malah semakin menjadi-jadi. Lalu aku harus terluka lagi dan lagi dalam kebungkamanku. "Kita ke Warung Pak Man, vi?" "Oke, aku jemput. Jangan lama-la

404

Gambar
Hari ini Hari Selasa, yah! Ini kali pertama aku berada dalam keheningan yang berlarut-larut. Bukan hening yang membawa damai, tapi masih dengan hening yang suka membawa pikiran-pikiran aneh. Aku terus berpikir apa pemicunya sampai bisa begini. Dan bahkan sampai aku duduk untuk menulis catatan ini pun semua tetap sama, tetap pada keresahan yang membuat badanku bermandikan peluh sekalipun sedang terlelap dalam tidur. Aku juga mengalami bangun pagi yang tidak menyenangkan, badan sakit semua dan kondisi mata yang bengkak. “Apa anak gadis menangis tanpa sadar dalam tidurnya?” Kupikir tidak, karena itu sanngat konyol. Kemudian ku tatap wajahku di cermin, kata ibu cahayanya hilang. Tapi aku tidak percaya, karena wajah tidak pernah menghasilkan cahaya. Mungkin itu hanya kalimat kuno yang dilayangkan untuk mengetahui isi hati seseorang. Tapi silahkan menyelam! Baik di mata maupun hati kau tidak akan menemukan apapun selain kekosongan. Tidak ada yang bisa aku katakan, tidak a

Aku Menyesali Kematianmu

Gambar
Aku tidak ingat ini adalah hari ke berapa dalam setiap pekan yang memuakkan hatiku. Aku ingin berteriak, marah, dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di hadapanku. Tapi aku tidak bisa, kau tahu? Mereka melihatku sebagai seseorang yang penuh dengan kelembutan alih-alih penuh dengan amarah dan kebencian. Anehnya aku tetap hidup sampai sekarang, sampai semua orang menatapku dengan ragu lalu berkata “Oh hei, dulu kau sering menangis di dekat lemari pendingin”. Ku pikir dia hanya tidak tahu, tangisku hampir setiap malam selalu datang dan memelukku dalam pekatnya malam. Ada yang bilang padaku bahwa jangan selalu berkata bahwa kau, aku, dan siapapun tengah terluka. Rasanya aku ingin berbicara di depan hidung panjangnya itu sekaligus dengan umpatan, agar dia berhenti berkata sebab aku malas mendengar kalimatnya yang membeo setiap saat. Memangnya hanya dia yang boleh terluka? Ucapku sekali lagi tapi tidak padanya. Terkadang aku wajib merasa heran dengan setiap kepala yang me

Budaya Gaul versi Brutal ala The Pack dan Relevansinya

Gambar
Ini adalah kisah mengenai film garapan Pat Holden dan dibintangi oleh Nicky Bell, Liam Boyle dan Stephen Graham . Film ini hadir dari adaptasi sebuah novel yang berjudul sama juga dengan nama yang sama oleh Kevin Sampson yang diterbitkan pada tahun 1998. Sebuah film yang mengangkat era 70-an di Inggris. Film ini secara luas mengangkat sikap anarkis dan pengaruh kepuasan bertindak brutal oleh anak-anak muda dalam balutan kefanatikan dirinya terhadap olahraga sepakbola yang umumnya diidentikkan dengan suporter yang memiliki loyalitas tinggi terhadap grup pesepak bola favoritnya. Dalam hal ini dikenal umum dengan nama hooligan. Sebagian besar orang mungkin akan menaruh ekspektasi bahwa film ini akan mengangkat kisah yang erat kaitannya dengan dunia sepakbola, hal-hal yang berkaitam dengannya, atau bahkan dunia sepakbola yang tidak pernah masuk dalam pikiran atau bahkan imajinasi kita. Nyatanya semua salah besar, film Awaydays ini memiliki titik fokus kepada suporternya saja.