Ya, Tidak Masalah!

"Tak perlu khawatir, aku hanya perlu sendiri" ucapku untuk kesekian kalinya.

Itu kata terakhir yang kuucapkan padanya sore kemarin selepas hujan. Oh hei, tapi ini Xavier kataku. Dia akan terus saja mengganggu hidupku dan bertanya segala kegiatanku. Aku menghargai itu, tapi aku sedikit tidak suka berbicara terlalu banyak.

Kupikir dia akan mengerti, tapi tidak. Dunia bukan hanya milikku dan aku harus mengerti orang lain. Sial, jalan seperti apa lagi ini.

"Zea, dimana? Aku kesana yah?"

Baru saja kupikirkan, Xavier sudah bertanya. Gila, manusia semacam apa dia sampai tidak punya dunianya sendiri dan ingin selalu masuk dalam duniaku, keseharianku, dan segala hal tentangku.

"Ya, terserah"

"Ah tidak asik, identik dengan perempuan lainnya"

Aku mana peduli. Dulu aku peduli, tapi dia malah semakin menjadi-jadi. Lalu aku harus terluka lagi dan lagi dalam kebungkamanku.

"Kita ke Warung Pak Man, vi?"

"Oke, aku jemput. Jangan lama-lama Zea"

Sebenarnya Xavier ini tidak hanya satu, aku yakin banyak Xavier lain yang entah untuk alasan apa selalu menghantui keseharian setiap orang. Tidak! Kali ini aku tidak berhitung. Hanya diam saja, melihat jam dinding dan sibuk menjadi versi apapun yang orang lain inginkan.

Aku tetap Zea, tapi mungkin bukan Zea dengan sifat asli yang membuat nyaman. Zea yang ini sudah sering berganti topeng, untuk siapapun. Kalau A ingin aku sebagai seorang pemarah, yah aku lakukan. Kalau B ingin aku jadi pembangkang, tentu saja aku lakukan. Kalau C ingin aku terlihat bahagia, buat apa aku ragukan. Semua, kalau kau mau aku yang bagaimana? Hihi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!