Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Tanah Jawa dan Agama yang Mewarnainya

Gambar
Tanah Jawa, selalu identik dengan hal mistik dan seolah menjadi tanda tanya besar bagi sesiapapun yang ingin tahu secara lebih mendalam mengenai tanah Jawa sendiri. Dilansir dari sindonews.com bahwasannya pada buku sejarah yang berjudul “Sejarah Gaib Tanah Jawa” karangan dari CW Leadbeater, jauh pada 2.000 tahun sebelum masehi pulau Jawa sendiri sudah menjadi koloni bangsa atlantis, namun saat atlantis sendiri hancur Jawa menjadi negeri terpisah. Kemudian disaat masih dipegang dan dikuasai oleh bangsa atlantis ajaran sesat mulai diedarkan kepada penduduk di pulau Jawa tersebut. Akibat yang ditorehkan tidaklah main-main, sebab setelahnya tatanan dalam masyarakat menjadi tidak terkendali dan rusak. Masyarakat hidup dalam pengabdiannya terhadap dewa kejam yang selalu meminta persembahan manusia, dan sejak saat itulah sulit bagi masyarakat untuk terlepas dari kungkungan hal buruk yang terjadi. Di zaman tersebut, masyarakat diperintah oleh raja yang sangat percaya akan a

Kebangkitan Taliban, Kekuasaan, dan Sudut Pandang Dampak Berkelanjutan

Gambar
Baru-baru ini kabar yang menggemparkan mencuat ke permukaan. Kelompok Taliban telah berhasil menduduki daerah kekuasaan Afghanistan. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dahulu bahwasannya Taliban merupakan gerakan yang didominasi oleh orang-orang Pashtun dan pertama kali ada di pesantren dengan kebanyakan gerakannya dibiayai oleh pihak Arab Saudi yang diketahui biasanya menganut aliran Sunni. Dalam gerakannya ada satu pokok yang menjadi tekad kuat mereka berkuasa, yakni untuk mengembalikan sebuah perdamaian serta rasa aman yang menginduk pada Syariah Islam. Taliban sempat menumbangkan kekuasaan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani (Salah satu penentang pendudukan Uni Soviet di Afghanistan). Sekitar tahun 1998 Taliban mampu menguasai 90 persen wilayah dari Afghanistan. Salah satu yang menyebabkan berhasilnya kelompok ini ialah karena masyarakat Afghanistan sendiri yang lelah dengan keadaan korupsi, pelanggaran hukum, dan lain sebagainya sehingga mereka menyambut Taliban

Opini Film : "Kucumbu Tubuh Indahku"

Gambar
Produser             : Ifa Isfansyah Sutradara           : Garin Nugroho Penulis                : Garin Nugroho Pemeran             : Muhammad Khan, Raditya Evandra, Randy Pangalila, Sujiwo Tedjo, Teuku Rifnu Wikana, dll Rilis                      : 13 Desember 2018 dan 18 April 2019 Kucumbu tubuh indahku, merupakan film yang pertama kali ditayangkan di acara Festival Film Internasional Venesia ke-75 lalu juga ditayangkan di Festival Tiga Benua Nantes, sedangkan di Indonesia pertama untuk kalinya ditayangkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival yakni pada tanggal 13 Desember 2018. Untuk penayangan film di bioskop baru pada tanggal 18 April 2019. Film ini pernah menuai kontroversi setelah penayangannya di bioskop, sekiranya dua petisi telah mencoba menurunkan film ini sebab menganggap bahwa film ini jauh atau bahkan bertentangan dengan nilai budaya di Indonesia sendiri. Sebagai akibat daripadanya, film ini dilarang tayang dalam tujuh kota dan kabupaten dari lima

Perbandingan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, serta Jantera Bianglala dengan Film Adaptasinya Yakni “Sang Penari”

Perbandingan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, serta Jantera Bianglala dengan Film Adaptasinya Yakni “Sang Penari” Ronggeng Dukuh Paruk , diawali kisahnya dengan menceritakan secara keseluruhan penampakan dan flora fauna di Dukuh Paruk. Lengkap pula dengan penggambaran rumah di desa tersebut yang konon diceritakan sebagai rumah dari seketurunan moyangnya yakni Ki Secamenggala. Pada kenyataannya Ki Secamenggala merupakan orang yang dibenci dalam kehidupan bermasyarakatnya, meskipun demikian di dalam pedukuhan tersebut Ki Secamenggala dalam tempat peristirahatannya sangatlah diagungkan, dikeramatkan, dan dihormati oleh semua masyarakat desa. Bahkan, dalam pekuburannya terdapat beberapa sesaji dan kemenyan yang mengindikasikan betapa kuatnya nilai kepercayaan kebatinan masyarakat desa dengan berpusatnya peribadatan di pekuburan tersebut. Tersebutlah di tepian kampung, yakni tiga orang anak lelaki yang bernama Rasus, Warta, dan Darsun. Mereka tengah berup

Cerpen : "Kalau Kucing Bisa Bicara"

Gambar
Malam hari yang melelahkan, ditambah dengan rintik hujan yang sudah mulai turun membasahi bumi memaksa Kevin harus meneduh sebentar. Ia menggiring motornya ke pinggir jalan dengan lambat. Kevin berlari kecil menuju halte, hidungnya mulai terlihat memerah karena suhu kota yang tak bersahabat di kala hujan melanda. “Aku pikir berteduh sebentar tak akan masalah,” ucapnya dengan sengau. Perlahan ia merapatkan jaketnya, mengusap kedua telapak tangan berharap itu akan sedikit menghangatkan badannya. Ia terus menggerutu karena tak seharusnya ia melembur kalau saja temannya masuk kerja. Hari ini ia begitu kerepotan, belum lagi kejengkelannya yang tak usai setelah puas menendang bahkan menyiram kucing liar yang mencuri sepotong ayam favoritnya di meja kantin. “Oh sial sekali, aku masih ingat betapa kucing liar itu merasa keenakan memakan ayam di akhir bulan,” “Aku harap Tuhan membalas kebaikan untukmu, bukannya sengaja aku melakukan itu. Aku makan kalau saja aku menemuka