Resensi Buku: INDIGO (The Story Of Roy Kiyoshi)

"Tebarlah karma baik atas perilaku dan tindakan anda, lalu perhatikan bagaimana karma buruk itu akan memudar" Roy Kiyoshi - INDIGO (The Story Of Roy Kiyoshi)

Penulis: Roy Kiyoshi
Penerbit: Romancious
Cetakan: Kedua, 2018
Halaman: 200 hlm
ISBN: 978-602-5406-45-4

Roy, ialah seorang indigo yang namanya mahsyur sebab mengisi sebuah acara dalam televisi yang mengangkat tema berkaitan dengan dunia astral. Berbekal keahliannya berupa membaca pikiran, tarot, dan melihat masa depan membuatnya bergelut di bidang pekerjaan berupa konsultan spiritual. Inilah agaknya yang membuat dia tergerak untuk membuat novel sebagaimana teman - teman ketahui pada bagian judul diatas.

Buku ini sepintas menggambarkan perjalanan Roy kecil yang mana selalu hidup dalam ketakutan juga termasuk kondisi terpuruk. Meskipun hal tersebut tak berlangsung lama, ada kalanya kita perlu mengingat bahwa ia hanya seorang anak kecil yang tak tahu berkat Tuhan yang dianugerahkan pada dirinya kala itu. Sangat disayangkan sekali lingkungan menjatuhkan mental dan kepribadiannya.

Saya kagum terhadap ibunya, Ny. Lanny yang mau mengajarkan Roy untuk menghadapi apa yang terjadi pada Roy kecil. Untuk juga tidak takut kalau hal tersebut bukan kesalahan yang diperbuat oleh Roy. Roy beruntung sebab saat itu ia masih mau bertahan menerima ejekan demi ejekan dari teman sebayanya dan memilih bertahan dalam keterpurukan.

Secara tidak langsung Ny.Lanny membentuk Roy menjadi seorang pengasih yang lembut hatinya. Dengan mengajarkan berbagi pada orang lain, serta berbuat kebajikan yang sejenisnya. Ini adalah dasar pijakan Roy untuk bisa mengarahkan kemampuan spiritualnya agar lebih positif dan mendatangkan manfaat bagi dirinya juga lingkungan sekitarnya.

Roy percaya bahwa karma baik yang kita tanam sejak dini dapat mengurangi karma buruk yang akan atau bisa saja terjadi di masa mendatang. Ini bukan bentuk penolakan terhadap jalan yang sudah digariskan oleh Tuhan. Tapi ini mengajarkan saya untuk lebih mendalami qodo' dan qodar dari Yang Maha Kuasa. Nasib bisa berubah tergantung dengan bagaimana usaha serta doa kita bekerja untuk merubahnya, tentu dengan harapan akan menjadi nasib yang sebaik mungkin.

Ini kali pertama saya tidak melihat resensi ataupun mencari tahu terkait dengan isi buku, tanpa pikir panjang saya membeli buku ini. Hingga saat buku ini datang, ekspektasi saya hancur seketika. Benar saja, Roy bukan yang ahli pada bidang kepenulisan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tulisannya, hanya saja buku ini didominasi oleh banyak gambar serta ilustrasi.

Selain itu, font tulisan yang dipakai juga berukuran besar. Adapun dalam setiap lembar bukunya hanya terdapat beberapa kalimat, dan yah seperti yang saya sudah paparkan diatas bahwa gambar ilustrasi terlalu besar. Sehingga saya rasa buku ini hampir mirip seperti komik atau cerita dongeng khas yang ditujukan untuk anak - anak.

Minim sekali Roy bercerita akan dirinya sendiri, sebab nyatanya cerita yang ia suguhkan hanya berupa penggalan - penggalan kisah singkat tak beraturan. Kenapa bisa? Ya bisa saja, pertama sebab tak ada sub judul yang mengalihkan antara bagian cerita awal dengan selanjutnya. Kadang kala saya rasa cerita satu dengan yang lain terkait dengan arwah justru tidak tuntas dan tidak berkaitan satu sama lain.

Saya setuju bahwa Roy menceritakan kisah hidupnya, bukan malah berfokus pada arwah gentayangan tersebut. Tapi kisah hidupnya justru terlihat samar dan lebih menonjolkan sisi spiritual arwah saja (itupun kalau saya pikir juga terlalu tanggung).

Buku ini ringan dan mudah dipahami oleh siapapun, Roy menyuguhkan amanat dan petuah yang baik setidaknya untuk kita perdalam lagi. Akan lebih sempurna jika dapat terealisasi. Maksud Roy tentu sangat baik, yakni untuk menginspirasi dan mengajak kita berlaku kebajikan. Tapi untuk menjadi sebuah novel saya rasa ini kurang layak karena satu dan lain hal.

Mungkin untuk kedepannya Roy bisa menyalurkan ceritanya di sosial media seperti instagram, twitter, dan lain sejenisnya saja. Sebab itu tidak perlu penjabaran yang mendetail, dan runtut sebagaimana pikiran kita bereskpektasi ketika mendengar kata "Novel". Sedangkan untuk layak tidaknya dibaca, saya serahkan semua pada pembaca yang budiman. Kiranya ulasan saya hanya membantu menjembatani antara kecocokan buku dan calon pemiliknya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!