Opini : "Program Wisata Terimbas Efek Corona"

Beberapa hari terakhir bahkan dalam hitungan minggu, kasus covid-19 masih santer terdengar di kalangan masyarakat. Kali ini banyak beredar mengenai bervariasinya covid-19 serta lonjakan kasus yang lumayan tinggi. Tak ayal beberapa kalangan mulai merasa terusik dan ini juga berimbas pada program wisata yang mulai digalakkan oleh pemerintah guna menekan lemahnya perekonomian.

Salah satunya yang terkenal dengan Work Form Bali, dalam hal ini program tersebut disinyalir juga tersendat oleh adanya kabar yang kurang baik mengenai adanya varian baru covid-19 serta lonjakan kasus yang terus naik secara signifikan. Kabar tersebut secara tidak langsung turut menurunkan daya tawar pada layanan agen wisata, khususnya di Bali sendiri. Padahal Bali sendiri merupakan sasaran tempat wisata yang proyek wisatanya dikategorikan aman.

Melansir dari koran tempo, pada 26 Juni 2021 lalu paket layanan yang tujuannya ke Bali sedang gencar ditawarkan oleh agen karena adanya program pemerintah Work From Bali tersebut. Namun hal itu justru menimbulkan banyaknya grup wisatawan yang menunda keberangkatannya ke Pulau Dewata. Bahkan selain dari calon yang menunda keberangkatan, banyak juga konsumen peserta yang diketahui telah mengonfirmasi keberangkatannya pun untuk ikut batal.

Data terakhir yang diperoleh atas kasus lonjakan covid-19 di Indonesia menembus rekor tertinggi yang dalam angka hariannya mencapai 20.574, hal ini mengindikasikan bahwa kasus covid-19 sendiri tergolong cukup tinggi sebanyak 13-14 ribu kasus per hari dengan DKI Jakarta yang menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan capaian kasus yakni sekitar 7.505 kasus dari hitungan nasional.

Dalam hal ini sebenarnya dari pihak pariwisata sendiri mengalami kerugian yang datanya belum diketahui pasti. Hal ini didasari oleh tidak dipublikasikannya informasi terkait dengan entitas yang berhenti atau belum adanya operasi lagi.

Sebenarnya yang menjadi penyebab turunnya daya tawar agen ke konsumen wisata juga disebabkan oleh pemberitaan yang berkaitan dengan besarnya potensi penularan covid-19, selain itu juga adanya kemungkinan bahwa program ini juga tidak akan terlalu berdampak pada pelaku wisata di Pulau Bali.

Mengenai program Work From Bali yang ditawarkan pemerintah ini sebenarnya juga menuai kritikan yang mana diberikan oleh seorang Faisal Bahri, yang merupakan Ekonom senior dari Universitas Indonesia, yang menilai bahwa program tersebut masih memicu pergerakan manusia padahal dalam kenyataannya masalah covid-19 sampai detik ini pun belum teratasi dengan baik. Selain itu ia juga mempertimbangkan bagaimana lapisan masyarakat Bali yang dimungkinkan akan terdampak virus akibat adanya mobilisasi ini.

Secara garis besar mungkin pemerintah utamanya Sandiaga Uno yang berkepentingan dalam sektor perbaikan ekonomi wisata membaca berbagai kemungkinan dalam beberapa sudut pandang. Ia memutuskan suatu program dapat dijalankan dengan mempertimbangkan sudut-sudut penting yang memerlukan perhatian khusus, seperti halnya pengetatan protokol kesehatan untuk melancarkan program yang akan dijalankan pemerintah mulai bulan depan. Namun disisi lain kepercayaan masyarakat masih terkungkung pada data kasus yang semakin membuat kekhawatiran tiada pernah usai.

Untuk itu, selain daripada upaya untuk menormalkan sisi ekonomi dari sektor pariwisata dalam masa pandemi seharusnya pemerintah juga mampu menilik secara lebih jauh apa yang akan ditimbulkan dari program yang akan dijalankan. Semua juga harus didasarkan pada pemikiran yang matang, utamanya dari sisi medis yang mengatakan bahwa covid-19 dengan varian baru ini cenderung lebih ganas dibanding dengan yang sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!