Sebenar - benarnya Pelita dalam Kedunguan
Perkuliahan
telah aktif sejak tanggal 22 Februari di Hari Senin. Setelah sebelumnya sempat
terkendala dalam pengisian KRS tersebab beberapa faktor yang diantaranya terkait
ukt dan murni kesalahan pribadi yang tidak bisa mengakses siakad, sebagaimana
yang dialami beberapa temanku. Hal ini pula yang menyebabkan menjelang
datangnya UTS nanti, ditiadakan yang namanya minggu tenang.
Kini
aku yang telah memasuki dunia perkuliahan dalam semester dua, boleh dikatakan
cukup bersyukur karena walaupun “kuliah yang belum dikatakan sah” ini aku sudah
mulai membiasakan diri dengan teman seangkatanku utamanya dalam komunikasi
mahasiswa kelas. Lain dari itu, mungkin hanya kendala sinyal dan keterlambatan
informasi yang tetap menjadi primadona perkuliahan.
Hari
ini tepatnya Hari Selasa merupakan hari kedua setelah aktifnya kembali dunia
belajar mengajar perkuliahan di universitasku, Universitas Trunojoyo Madura.
Aku tahu kegugupan akan senantiasa bertandang sebagaimana yang sebelumnya
terjadi. Menerka bagaimana tipikal mengajar seorang dosen, caranya dalam
memberikan kebijakan, serta kecocokannya dalam berinteraksi dengan kami
khususnya Mahasiswa yang diajar.
Mata
kuliah yang mengawali pagiku ialah dasar – dasar agronomi. Dengan kaku, hampir
semua teman kelasku tak menampilkan senyum di wajahnya. Pak Eko Murniyanto
selaku dosen yang mengampu mata kuliah ini, pun sempat menyinggungnya dan mulai
mencairkan suasana dengan beberapa topik pembicaraan ringan sehingga kami pun
mampu sedikit rileks.
Sedikit
bercerita, dari mata kuliah yang diajarkan tentulah tahu prodi apa yang
menaungi beliau. Yah, tentu saja Prodi Agroteknologi yang banyak mempelajari
mengenai cara dalam mengelola tanaman pertanian dan mengaitkannya dengan
lingkungan untuk memperoleh produksi maksimum.
Berbeda
dengan Prodi Agribisnis yang banyak mempelajari mengenai hasil pertanian yang
kaitannya dengan pemasaran (Bisnis) sehingga di dalamnya juga mengaitkan pembelajaran
dasar entrepreneurship dan technopreneurship. Namun tetap saja,
mempelajari agronomi tentunya juga penting untuk menambah wawasan akan dunia
pertanian. Sehingga harapannya kemudian menjadikan kami layak untuk menerapkan
bisnis juga yang mematok keberhasilan dari sistem hulu sampai hilir.
Kembali
pada sosok Bapak Eko, dalam usianya yang sudah menginjak kepala enam memang
terlihat sikapnya yang mengayomi kami anak didiknya. Namun usia itu tak membuat
beliau serta – merta menghilangkan adap kesopanannya dalam setiap interaksi.
Beliau sangat ramah dan langsung menyatu dengan kami sehingga kami merasa apa
yang beliau sampaikan menjadi mudah diterima.
Dalam
pandanganku, menerima ilmu pengetahuan hanya dapat masuk apabila kita merasa
nyaman dahulu sebelum mempelajarinya. Baru setelah itu ilmu yang diajarkan
dapat masuk dalam ingatan bahkan lebih lama dibanding dengan ilmu pengetahuan
yang kita dapatkan atas dasar ketidaknyamanan di awal. Semisal dalam
penyampaian ilmu pengetahuan itu tidak dengan rasa sabar dan terkesan menekan agar
segera memahaminya maka akan berkecenderungan ilmunya hanya “dihafal” dan tidak
diamalkan.
Dengan
demikian, metode pendekatan yang dilakukan oleh Pak Eko tersebut telah berhasil
membuat para mahasiswa mudah menerima pengantar yang beliau sampaikan pagi ini.
Walaupun beliau dalam keadaan di perjalanan sebab tugas dari Fakultas, beliau
tetap berusaha agar pembelajaran tetap maksimal. Berkali – kali beliau meminta
maaf karena jaringan yang tidak stabil dan keadaan disana tengah hujan deras.
Beliau
berujar “Seharusnya masalah jaringan seperti ini tidak boleh sampai terjadi
kepada pengajar, sebab akan mengganggu kenyamanan dan penyampaian materi” dan
tak lupa beliau selipkan lagi rasa penyesalannya. Kami memaklumi itu, dan jujur
saya pribadi mengagumi kegigihan dan sikap amanah dari beliau yang tetap
mengutamakan kenyamanan mahasiswa dalam menerima ilmu yang beliau ajarkan.
Dalam
sesi sapa di akhir penjabaran pengantar, beliau sempat menyapaku. Beliau
berkata bahwa aku sudah terlihat pantas mengenakan toga, tak lupa dengan senyum
ramahnya ia mendoakan aku agar dapat lulus dengan cepat. Aamiin, batinku bersamaan dengan ucapannya. Barakallah, bagi semua pengajar yang amanah dalam mengemban
tugasnya dan ikhlas memberikan ilmunya sebagai bekal kesuksesan bagi kami di
masa depan.
Komentar
Posting Komentar