Beloved Doraemon dan Kacamata Transparan Ajaibku, Gotcha!!!
Masih ingat dengan kartun kesayangan dari Jepang? Clue-nya
ialah robot kucing biru pemilik kantong ajaib. Yaps, Doraemon dan tokoh parasit
yang membersamainya yakni Nobita. Siapa yang tidak tahu tabiat Nobita? Pemalas?
Mudah menyerah? Selalu ingin yang instan? Dan selalu bergantung pada orang
lain? Yah, semua itu adalah Nobita.
Dari sosoknya mungkin sisi lain yang kita dapati ialah ia
yang terlalu baik hati sehingga mudah ditindas, ramah, penolong, tidak menyimpan
dendam, dan jangan lupakan kisahnya sebagai sadboy karena cinta
sepihaknya kepada Shizuka. Kelak kita tahu mereka berjodoh di masa depan.
Takdir tetaplah di tangan sang penulis naskah, wkwk. That’s the truth story
of Noshi (Nobita – Shizuka : gaya shipperku, wkwk).
Sedari kecil kita disuguhi adegan khayali dalam film ini.
Di hidup Nobita selalu terjadi masalah yang membuatnya terus berputus asa. Oh
ayolah, memang hidup adalah sumber masalah (Note: temanku, Viola mengatakan
“tergantung pribadi masing – masing, jadi jangan gusar kalau kita berbeda
argumen). Tapi apa yang dilakukan Nobita sungguh diluar batas kenormalan
manusia yang diberikan otak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tuhan tidak
pernah menciptakan manusia dengan kesia – siaan, jadi semua tergantung kehendak
diri untuk merubah diri.
Lalu? Apalagi kalau bukan adegan ikonic munculnya alat –
alat aneh dari kantong ajaib milik Doraemon. Doraemon adalah robot dari masa
depan, apa yang ia keluarkan adalah alat yang canggih dan ada di masa depan. Sudah
barang tentu alat itu adalah prediksi kemajuan era di masa yang akan datang
(sesuai dunia imajinasi penulis). Ada baiknya juga sih, nahlohhhhhhh katanya
iniiiii.... Eits, wait for a minutes, wkwk.
Jujur, banyak hal yang kita dapatkan baik amanat dari jalan
cerita yang disuguhkan, pemeran dalam film ini, juga dari peradaban yang
digambarkan di dalamnya. Tak ayal jika penikmat film kartun ini tidak terbatas
waktu usia. Apa saja amanat itu?
Yang pertama akan kita bahas ialah mengenai jalan cerita
yang disuguhkan. Dalam kehidupan kita tidak pernah bisa menghindari yang
namanya masalah. Akan selalu ada masalah dalam hidup dengan persentase tingkat
kerumitan yang variatif. Kemudian secara naluriah seyogianya kita sebagai
makhluk hidup yang dibekali kecerdasan otak akan memutar otak untuk keluar
daripadanya dan menemukan solusi terbaik.
Kemudian kita beralih pada karakter penokohan, diantaranya
meliputi :
1. Doraemon
Dalam hal ini, tokoh Doraemon adalah sosok
malaikat penyelamat bagi Nobita. Pertemuannya dengan Nobita membawa keberkahan
tersendiri bagi kehidupan Nobita yang rumit. Kebaikan pribadinya seolah menjadi
lecutan bagi kita manusia karena pada kenyataannya robot tidak pernah punya
otak dan hati. Namun dalam film, karakter robot ini dibuat seolah ia memiliki
hati dan otak sehingga terkesan menyindir manusia yang hampir seluruhnya
bergaya layaknya robot yang tidak memiliki otak dan hati (contoh :
individualis, apatis, kriminal, dsb).
2. Nobita
Sosok yang paling membuat masa kecilku
berdosa karena terus mengatainya goblok pintar, wkwk. Aku membenci
karakternya yang terlalu lemah dan selalu bergantung kepada orang lain, tidak
mampu menopang dirinya sendiri. Darinya aku banyak belajar, utamanya dalam
serial bioskopnya yang berjudul “Stay With Me”. Ketergantungan kita
terhadap orang lain akan membuat kita menjadi lemah atau bahkan sangat lemah. Sehingga
apabila orang tersebut pergi, maka kita akan hancur dua kali lipat dari
sebelumnya. Yah, kurang lebih begitu.
3. Shizuka
Ialah tokoh yang positif, ceria, lemah
lembut, dan baik. Dahulu pun aku pernah bercita – cita menjadi dirinya di masa
dewasa (Saat dewasa malah ingin menjadi Najwa Shihab, namun ditampar wejangan kating
sehingga sekarang tobat dan ingin menjadi batu saja, wkwk. Canda batu). Aku
rasa disini tak perlu ada pembahasan lebih lanjut, karena semua pasti sudah memahaminya.
4. Giant
dan Suneo
Mereka adalah satu kesatuan, maka aku menjadikan mereka
satu pembahasan. Mereka? Simbol penindasan, biadab (Password kalimat
Viola temanku apabila merasa kesal), dan bullying. Tapi ini alami,
karena dalam hidup akan selalu ada dua yang bertentangan. Apakah kita butuh
orang semacam mereka berdua? Ya butuh. Lohhhhhhhh kok? Ya jelas butuh, karena
jika mereka tidak ada maka kita tidak akan pernah bisa belajar langsung
terlepas dari ajaran teoretis (melainkan kehidupan) entah itu arti kesabaran
dan semua yang baik – baik.
Pun seperti apa yang telah kusinggung diatas, penulis
sangatlah cerdas dengan mengemas film kartun ini menjadi cocok untuk segala
usia. Tidak hanya film kartun biasa, namun di dalamnya mampu menginspirasi
sesiapapun untuk merealisasikan alat – alat aneh yang di prediksi akan ada di peradaban
jauh di depan. Sungguh film masa kecil yang nano – nano tapi selalu dirindukan.
Terima kasih untuk film kartun Doraemon yang nyatanya baru sekarang aku
mendalami apa yang ada dibaliknya, heuheu.
Komentar
Posting Komentar