Three Magic Words:')
Kali
ini tentang rahasia umum yah, hihi. Kita tahu persis dalam kehidupan terkadang
untaian kata bisa memegang kendali sesuatu secara keseluruhan. Percaya tidak
percaya, penganutnya akan selalu menemui kedamaian kapanpun dan dimanapun ia
berada. Lah kok? Iyaaaaaaaaa, seriusan banget ini bisa. Tergantung kepercayaan
diri sih, eits tapi eh tapi pernah dengar kan kalau apa yang akan kita dapatkan
selalu berdasar terhadap apa yang kita lakukan, katakan, dan pikirkan? Lupakan
kalau kau tak pernah dengar, hihi. Loadingmu
lama, males nunggu.
Ini
adalah ketiga rumus yang teramat sederhana dalam hidup. Meliputi tiga kata
berupa maaf, tolong, dan terimakasih. Seriusan itu aja? Lah maunya gimana:v
Dalam
keseharian kita tak pernah lepas dengan interaksi sosial. Dimana, dalam
keterlibatannya kita memang saling membutuhkan satu sama lainnya. Entah dalam
hal yang sederhana maupun hal yang mencapai tingkatan kompleks. Tak ayal, jika
dalam penuturan kalimat yang kita pergunakan selalu berpengaruh khusus terhadap
apa reaksi yang akan diberikan si lawan bicara.
Yang
pertama ialah kata maaf. Kata ini adalah kata paling sulit terucapkan versiku,
kenapa? Karena munculnya kata baru yakni “baperan” yang orang pilih sebagai
pengganti kata maaf yang kunilai hampir – hampir merupakan kata tak beradap.
Seperti cuitan Adipati Dolken dalam twitternya, ia membalikkan kata seakan
menghantamkannya tepat pada muka sesiapa saja orang tak beradap yang dengan
gampangnya menyematkan kata baperan. Kurang lebih kata Adipati yakni berbunyi
begini: “Aku yang terlalu baperan, atau kau yang tak berpendidikan”. Apa
salahnya sih mengatakan kata maaf untuk sesuatu yang kau sesali, sesuatu yang
mewakilkan perasaan bersalah, dan untuk mengawali kalimat karena ditakutkan
mengganggu lawan bicara?
Kedua
yaitu kata tolong. Kata ini adalah wujud dimana kita memerlukan bantuannya
sebagai seseorang yang berjasa dalam sekecil apapun bentuk bantuan darinya, pun
merupakan bentuk adab kesopanan kita dalam memintakan sebuah pertolongan tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap sang lawan bicara. Bedanya apa dengan tak
mengatakan tolong? Yah jelas, apa yang dikatakan seolah bukan permintaan
melainkan sebuah perintah yang tak memiliki rasa kesopanan sedikitpun.
Memangnya kenapa harus perhatikan usia untuk mengatakan tolong?. Sering aku
mendengar “ih kan aku lebih tua”, lah terus karena lebih dewasa maka kita tak
harus mengatakan tolong? (kalau lebih tua mengapa tak bisa lakukan semua
sendiri? Masih minta tolong tapi tak tahu diri). Tiada rugi kita katakan
tolong, karena dengan begitu kita juga mengajarkan kepada orang lain betapa
berharganya salah satu kata ajaib ini terutama untuk saling menghargai
kedudukan dan sebagainya satu sama lain.
Dan
yang terakhir adalah kata terimakasih. Ini merupakan kata penutup sesaat
setelah seseorang melakukan sesuatu bagi kita. Entah yang hanya berupa lisan
maupun sesuatu yang berupa tindakan. Kata ini menjadi penting sebagai bentuk
kerendahatian dan keramah tamahan kita terhadap sesiapun lawan bicara kita.
Bisa juga sebagai bentuk rasa menghormati atas apa yang telah dilakukannya.
Nyatanya meski tak semua lawan bicara kita memerlukannya, setidaknya ini adalah
kata yang membuatnya merasa menjadi seorang yang telah berbaik hati dengan
kita.
3
kata ajaib ini secara tidak langsung membentuk kita menjadi pribadi yang luwes,
yang mampu menghargai seseorang, yang mengerti betapa indahnya perasaan yang
timbul setelah mengatakan 3 kata ajaib itu. So,
tunggu apa lagi? Bukannya ini suatu hal termudah yang bisa kita lakukan untuk memulai
sesuatu yang baik?
Komentar
Posting Komentar