Pendidikan Anak Bangsa Sudah Baikkah Sistemnya?

Sumber Gambar : Pinterest

Pendidikan adalah pondasi penting berkembangnya sebuah bangsa. Setidaknya kendali pendidikan begitu merajai tersebab apabila tak kita kuasai maka akan menyebabkan kemunduran bagi bangsa kita sendiri. Hal ini bisa kita lihat pada masa penjajahan dahulu, dimana mulai melakukan perlawanan di kala sudah mengenal pendidikan yang dahulunya digagas oleh Bangsa Eropa.

Semakin berjalannya waktu, yang dahulunya hanya kaum bangsawan priyayi dan laki – laki saja yang bersekolah, berkat beberapa tokoh penting akhirnya para kaum sudra pun sama haknya untuk mendapat pendidikan, sedangkan kaum perempuan pun diperbolehkan karena seorang R.A Kartini yang membawa perubahan besar. Entah bagaimana jadinya jika beliau tak mengeluarkan gagasannya tentang persamaan hak antar gender, mungkin hingga detik ini kita (perempuan) masih berada di lingkaran hidup berumah tangga dan segala urusan di dalamnya.

Tahun demi tahun dirasa pendidikan sudah mulai berkembang sendiri, apalagi saat dimana kebebasan bangsa (kemerdekaan) mulai menyapa maka pendidikan dan segala sistemnya sudah terlaksana sebagaimana mestinya.

Dan yang entah disadari atau tidak, nyatanya semakin tahun maka semakin pula bertambah tingkat kesulitan pelajaran yang diberikan dalam sistem pendidikan formal. Sadar, ini merupakan langkah besar yang diharapkan pemerintah agar bisa menyusul negara maju lainnya mengingat kita masih merupakan negara yang berkembang.

Dampak yang ditorehkan pun tidak main – main, baik yang positif dan negatif saling beriringan dan berkejaran. Yang positif? Anak – anak bangsa mampu menyetarakan diri di kancah Internasional dalam sebuah olimpiade besar, mampu menguasai beragam IPTEK yang maju, banyak mengetahui mengenai dunia luar dan bisa membandingkannya untuk mencapai kreatifitas dan inovasi untuk berkreasi bagi bangsanya, serta banyak lagi yang lainnya. Yang negatif? Sebagian yang tak mampu dalam pemikirannya akan mudah stres dan murung dalam ketertinggalan, adanya rasa putus asa dan tak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, merasa tertekan karena setiap tahun mata pelajaran yaang diajarkan begitu rumit (ini juga bisa disebabkan oleh perubahan kurikulum), bahkan yang terparah ialah pada saat dalam sebuah pemberitaan dikabarkan bahwa ada seorang siswi yang bunuh diri karena menganggap dirinya tidak mampu menguasai mata pelajaran yang diajarkan.

Memang sih, pendidikan itu penting pun perkembangannyaa sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa. Namun, semua akan menjadi buruk apabila sebelumnya tak melakukan survei dulu pada beberapa daerah menurut tingkat kecerdasan pemahaman maupun kecerdasan dalam kategori lainnya. Karena dalam setiap daerahnya tentu memiliki perbedaan atas itu, jika disamaratakan menurut saya ini menjadi sangat tidak efektif dan menimbulkan kekacauan dalam sistem pendidikan formal itu sendiri.

Selain dari segi itu, perhatian terhadap kurikulum yang cocok pun perlu untuk sangat diperhitungkan. Saya pernah mengalami di masa SMP peralihan dari kurikulum yang begitu cepat. Dimana pada tahun pertama diberlakukan kurikulum 2013, kemudian menggunakan kurikulum KTSP 2006, lalu di tahun terakhir kembali lagi pada kurikulum 2013 (kalau saya tidak salah mengingat). Sungguh itu merupakan sistem pendidikan yang sangat menyulitkan, bukan hanya bagi siswa yang diajarkan, namun juga menyusahkan tenaga pendidik untuk melakukan penyesuaian secara cepat dan membuat anak didiknya dapat mengerti apa yang diajarkan dalam kedua kurikulum dalam waktu yang berdekatan (diketahui kedua kurikulum ini sangat berbeda).

Sebagai pelajaran hendaknya pemerintah memperhatikan hal ini, dan mempertimbangkan jalan terbaik bagi pendidikan anak negeri agar tetap mampu berkembang dan maju namun juga bisa meminimalisir adanya dampak negatif yang terlalu banyak seperti tahun – tahun yang lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!