Berkisar pada Menghormati dan Mencintai

“Eropa mengajari aku untuk menghormati siapa saja yang mempunyai kelebihan dari diriku dan mencintai mereka yang kurang beruntung dari diriku”

-Pangemanann dalam “Rumah Kaca”-



Akan selalu ada kalimat dalam sebuah novel yang menarik pembaca untuk sekedar memahaminya secara mendalam ataupun menjadikannya sebagai sebuah pegangan dalam menjalani kehidupan.



Kutipan kalimat di atas ialah sedikit dari banyaknya kalimat yang mengesankan dari seorang Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah karyanya yang bertajuk Rumah Kaca dalam seri akhir dari tetralogi pulau buru.



Apa yang dikatakan dalam baris kalimat itu sungguh benar adanya. Dimana kita sebagai seorang yang mengaku beradab hendaknya menghormati sesiapa yang memiliki kelebihan dan mencintai yang tidak mempunyai keberuntungan dalam hidupnya. Ini dapat dimaknai sebagai kalimat yang merujuk kepada rasa syukur atas segala sesuatu yang Tuhan berikan terhadap kita dan mengajarkan untuk selalu memiliki sikap rendah hati.



Pernah dengar bahwa ilmu yang diserap dengan baik ialah ilmu yang didapat dari keikhlasan, kerendah hatian sang penuntut ilmu, serta menghormati sesiapa yang memberikan ilmu? Kurasa itu benar, ilmu yang di dapat pun akan berkah dan selalu terpatri dalam ingatan sebagai bentuk segala sikap baik kita di dalam proses menimbanya.



Betapa pentingnya posisi akhlak dalam mendalami sebuah ilmu, tentu ini berkaitan dengan kalimat yang Pramoedya sampaikan.



Kelebihan seseorang tak hanya terdapat pada ilmu yang dimilikinya, namun bisa juga berasal dari keterampilannya, maupun hasil dari tindak tanduknya. Oleh karena itu, sikap menghorrmati yang kita tunjukkan adalah buah dari kerendah hatian kita dan pencapaian seseorang itu untuk memotivasinya agar bisa pula berkembang menjadi lebih baik lagi kedepannya. Tentu tak akan rugi barang sepeser pun apabila kita melakukannya.



Selain itu, ada segelintir orang yang tak memiliki keberuntungan seperti halnya yang kita miliki sampai detik ini. Katakanlah seperti keinginan untuk memiliki keluarga yang utuh, memiliki kepandaian dalam mata pelajaran, memiliki keterampilan dalam bekerja, memiliki harta dan jabatan yang baik, atau barangkali memiliki teman yang banyak serta memiliki yang lain dan yang lain – lainnya pula.



Betapa kita ketahui bahwa sesuatu dalam dirinya akan selalu bisa menurunkan tingkat kepercayaan dirinya, memberikan kesedihan tersebab tak memiliki ketentuan sama yang telah Tuhan karuniakan, serta membuatnya selalu menarik diri dari pergaulan yang dianggapnya melebihi batas atas dirinya sendiri.



Dari sinilah kemudian kita menjadi seseorang yang perlu untuk mencintainya, memberikan kekuatan dan keyakinan bahwa setiap orang memiliki jalan terbaiknya masing – masing, menguatkannya pula dengan mengatakan bahwa setiap pribadi memiliki kebahagiaan yang telah tertakar secara adil oleh Tuhan, dan setiap yang bernyawa memiliki keistimewaan dan keidentikannya sendiri yang menjadikannya unik di mata orang.



Itulah mengapa menghormati seseorang yang memiliki kelebihan dan mencintai seseorang yang tidak beruntung menjadi padu padan kalimat yang tepat sebagai rumus kehidupan dalam bermasyarakat. Karena pada hakikatnya kita sesama hidup tentu saling membutuhkan satu sama lainnya dan saling bergantung.



Dengan begitu tepatlah kita mengambil baiknya dari kalimat ajaran Eropa yang dikutip oleh Pramoedya dalam karyanya. Tidak pandang bulu, entah sesiapa dan bagaimana latar belakangnya asalkan itu merupakan kebaikan maka itu menjadikan segalanya menjadi patut untuk di ikuti dan dikerjakan dalam kehidupan sehari – hari kita.



Yah, yang baik silahkan diambil, dimaknai, diterapkan, dan disebarkan. Sedangkan yang buruk bisalah dibuang, ditinggalkan, dan sebisa mungkin diminimalisir ketersebarannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Selingkuh - Paulo Coelho

Resensi Buku : Skenario Perang Dunia III

Done for me