Zona Wanita : “Dara dan Segala Kemungkinan – Kemungkinan yang Terpatri”
“Dara dan Segala Kemungkinan – Kemungkinan yang
Terpatri”
Pekatnya malam tak kemudian menyurutkan niatan untuk
terus memaksa diri mengerjakan segala sesuatunya. Semakin dewasa, semakin diri
berpaham bahwasannya begitu indahnya masa kanak-kanak. Dengan segala keluguan
dan kenakalan wajar dimana tidur siang merupakan monster yang teramat
menakutkan ketimbang hanya jatuh dari sepeda.
Ingatlah Kembali aku ini akan masa kecil dimana segala
kemungkinan masih teramat sederhana dan memiliki peluang terjadinya sesuatu
selalu dalam keadaan baik. Bukan tak mensyukuri nikmat mencapai usia belia ini,
hanya ingin kenangkan saja betapa dahulu segala sesuatunya tampak ringan bagai
segumpalan cotton candy dengan warna-warni favorit bernuansa lembut.
Terduduklah aku di depan laptop yang beberapa hari ini
membuat mataku sepat dan tidak bagus dipandang. Seakan ada sesuatu yang
mengganjal pada pelupuk mata, menghantarkan gelombang bertalu pada bagian
kepala tak terkecuali tengkuk yang mulai merasa sakit. Ku pikir setelah ini
akan ada hari dimana Sebagian tubuhku tertutupi selembar demi selembar koyo
panas demi mengurangi sakitnya.
Ayolah, begini lebih baik daripada terdiam dengan tepekur
memikirkan hal yang biasanya berorientasi pada sesuatu hal yang bisa berupa
pencapaian, keseharian, keinginan, dan segala macam yang memiliki prosentase
kemungkinan nol besar, seusiaku menyebutnya halu.
Yah, di masa belia orang mengatakan bahwa ini adalah
masa dimana seorang dara tengah harum-harumnya semerbak menyambangi cuping
kehidupan yang berbaur dengan kesengsaraan.
Kesengsaraan? Tentu! Bukankah yang hidup akan selalu
bertemu dengan yang namanya masalah? Tidakkah masalah itu kemudian
bermanifestasi menjadi sebuah kesengsaraan? (Walau dalam konteks penenang
dikatakan bahwa masalah adalah cara Tuhan mendekatkan diri kepada hamba-Nya).
Sedikit demi sedikit kemungkinan mulai terbentuk
sempurna rasanya ketika sudah beranjak dewasa. Seperti yang sudah kusampaikan,
ini tak ubahnya sebuah proses yang bisa di ibaratkan sebagai pembangunan gedung
demi kebutuhan manusia terlepas dari dampak baik dan buruk yang berupa
kemungkinan tak terjamah di kemudian hari. Kan begitu?
Disini aku hanya mampu mengutarakan segala kemungkinan
yang terus terngiang dalam pemikiranku sebagai seorang perempuan. Pasti tak
akan jauh dari yang namanya bagaimana aku harus bertingkah laku, memperhatikan
penampilanku, mengasah bakat yang didiktekan orang kepada sosok perempuan
(terutama kalimat perempuan harus bisa memasak), bagaimana menguasai berbagai
ilmu, bagaimana baiknya melakukan rutinitas harian, memikirkan manakah penting
daripadanya sebuah karir atau hubungan di usia yang menginjak usia matang,
mampukah bersaing dengan kaum lelaki, apa yang dipikirkan orang terhadap kita,
dan lain-lain yang tak bisa terdefinisikan semuanya apalagi tertuang dalam
bentuk lisan dan tulisan.
Andaikata bisa mengatur diri sebagaimana yang
segelintir orang katakan bahwa bisa saja, mungkin sudah kulakukan jauh hari
bahkan bulan atau mungkin kurun waktu tahunan sebelum menginjak usia belia ini.
Entah mau disadari atau tidak sepertinya kurang lebih
aku telah mewakilkan suara hati perempuan di luaran sana.
Tahulah kita bahwa segala tetek bengek akar pemikiran
akan selalu bersanding dengan kemungkinan kemungkinan yang beranak pinak dalam isi
kepala. Sudah melekat dan tidak bisa dirubah.
Sekarang yang terpenting hanyalah bagaimana cara kita
mengatasi pemikiran kemungkinan kemungkinan bahwa ia hanya akan terjadi dengan
prospek baik saja, tidak pada hal yang buruk. Kurasa, apa yang kita pikirkan
terutama yang menyangkut kemungkinan akan selalu mensugesti diri agar mengikuti
maunya pikiran.
Dari hal kecil saja, semisal kita tengah berbaring
hendak tidur kemudian sebelum terpejam kita gunakan otak untuk memikirkan
kemungkinan apa yang akan terjadi besok. Maka cobalah untuk mengatur sebaik
mungkin pemikiran dengan mengarahkannya pada kemungkinan positif sehingga ini
kemudian akan menjadi do`a bagi kita sebagai catatan untuk esok hari.
Barangkali Tuhan bermurah mengabulkannya. Maka istilah dara dan kemungkinan
kemungkinan yang terpatri hanya akan berbuah baik atasnya, tidak lain-lain dan
tidak lain-lain.
Semangat!
Komentar
Posting Komentar