Page 366 of 366

“Page 366 of 366”



31 Desember 2020 yang menyapa hari Kamis dengan salam perpisahan untuk mempertemukannya dengan sejuk udara pagi jam dua belas lewat satu detik yang bertepatan dengan hari Jum`at, nyata membawa atmosfer berbeda yang menyenangkan sekaligus menyedihkan atau lebih tepatnya keabu-abuan.



Berbondong – bondong segelintir orang mengunggah sebanyak mungkin permintaan dan harapan kebahagiaan sebagai penutup lembar akhir di dalam bulan Desember ini.



Semoga bahagia, semoga bersuka cita, semoga harta melimpah, semoga bernasib baik, semoga bertemu jodoh, semoga penghasilan naik, semoga semoga semoga dan semoga yang memuakkan dan menjenuhkan mata sejauh  mataa membacanya.



Kilas balik di penghujung tahun 2019, pun kita sematkan banyak do`a baik yang bertebaran hingga menguap ke angkasa berharap Tuhan mendengar dan memberikan keajaiban yang turun dari langit sebagai bentuk rahmat dan kasih dari-Nya.



Nyatanyaa Tuhan memberikan kita banyak kejutan di tahun 2020. Membuat banyak sebagian dari kita harus tenggelam di dalam sunyinya tanah atau kobaran api bersamaan dengan sejuta harapan yang dirakit. Satu, sepuluh, seratus, seribu, bahkaan lebih dari jutaan jiwa terenggut oleh adanya sesuatu yang kecil namun tak bisa terlihat oleh mata telanjang.



Menjadi momok yang mengerikan bagi sebagian mimpi indah yang terajut dalam suatu garis harapan yang tertuang dalam daftar kegiatan (akan).



Artinya apa?



Setiap kehidupan dan masanya akan selalu bersandingan dengan hal kebalikannya. Jika ada tawa maka akan ada tangis, jika ada hujan maka akan ada pelangi, jika ada ramai maka akan ada sunyi. Kan begitu yah?



Tidak salah jika menggantungkan banyak harapan dalam rajutan asa. Itu bagus karena ucapan adalah do`a. Yang tidak boleh ialah kita yang terlalu berekspektasi tinggi dan menyimpan harapan besar atas semuanya. Jika terkabul berlebihanlah kita bersenang – senang, dan jika sebaliknya? Maka kita akan terus berlarut di dalamnya dan sedih dalam kurun waktu yang berkepanjangan.



Berharap sewajarnya saja, bersenang pun secukupnya saja, agar dampak yang ditorehkan tak meninggalkan luka yang berbekas dalam waktu yang lama, tak membuat kita membenci yang namanya berharap dan berdo`a. Ingat ini sebagai penutup lembar ke 366 yang sudah kau jalani.



Yang baik di 2020 kenangkan, yang buruk tingglkan, yang bahagia simpankan dan yang sedih redakan.



Kita sama – sama paham betul betapa beratnya satu tahun ini untuk dilalui. Tak terkecuali petani, tak terkecuali pedagang, tak terkecuali pelajar, tak terkecuali tenaga medis, tak terkecuali pemerintah (Eh, entahlah aku tak tertarik mengetahui benar tidaknya) dan banyak tak terkecuali lainnya.



Mungkin lebih banyak luka yang kita terima, tapi bukankah juga banyak dampak positif yang ditorehkan? Terutama bagi kita manusia yang sudah merangkap jabatan menjadi robot bernyawa untuk meningkatkan kualitas kebersamaan dengan orang terkasih. Banyak sekali dampak positif juga atas kesulitan ini, setidak – tidaknya tidak lebih buruk dari penjajahan fisik dan mental oleh kaum penjajah pada zaman nenek moyang (walau kita tahu sebenarnya kita tak pernah benar – benar merdeka dalam artian khusus).



Daripada merayakan mengapa tak mencoba untuk merenungkan? Menyisihkan diri dari keramaian semisal? Dengan membuka komunikasi dengan diri sendiri untuk membicarakan sesuatu atas apa yang telah dilakukan, dilalui, dan dirasakan sebagai bentuk evaluasi dan memperbaiki diri untuk lebih memanusiakan manusia lainnya dan berguna, itu lebih baik.



Merugilah diri apabila kesalahan terjadi untuk kesekian kalinya di tahun berikutnya. Dengan menyebut nama Tuhan, jangan sampai..



Lalu aku? Untuk 366 dari 366 aku manut pangestune Gusti Allah baik buruknya semoga bisa diterima dan dapat dilalui dengan ragam sifat baik.



Selamat menutup catatan akhir tahun:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!