Kerja Tim = Kerja Individu. Valid no Debat!


“Judulnya tugas dalam kategori kelompok, namun hanya satu kepala yang mendedikasikan penuh pemikirannya. Sisanya sibuk, tidak bisa berpikir, dan menyerahkan segalanya pada yang berkeinginan melanjutkan tugas”



Dalam dunia pendidikan, segala bentuk penugasan akan terbagi menjadi tugas mandiri dan kelompok. Dari keduanya tentulah memiliki nilai tersendiri dan tujuan mengapa kemudian harus terbagi menjadi dua hal itu.


Dalam pemahamanku, tugas mandiri memiliki tujuan agar kita mampu melakukan dan mengerjakan sesuatu yang telah dipelajari guna melihat sejauh mana pemahaman dan daya pemikiran kriti kita. Sedangkan tugas kelompok bertujuan untuk melatih kita dalam hubungan kerjasama yang baik antara pemikiran kepala yang satu dengan yang lainnya guna mencapai suatu kesimpulan diantaranya, pun dimaksudkan untuk mempermudah kerja penugasan yang dilimpahkan.


Sebagai seorang yang telah cukup lama menempuh pendidikan, sejauh ini aku banyak menemui ketidaknyamanan yang cenderung merugikan salah satu pihak. Adakah para penggiat pembelajaran mengerti dan melakukan survei efektif tidaknya kerja tim / kerja kelompok ini terlaksana? Bagaimana feedback yang diberikan? Apakah kerja tim membuat seluruh anggotanya berkembang? Atau justru hanya sebagian?


Kini pertanyaan itu terus terngiang dalam pemikiranku. Andaikata aku melontarkan itu, mungkin beberapa pasang telinga mendengar dan otaknya secara otomatis akan memproses bibirnya menarik sudut senyum simpul atau bahkan mengumbar tawa akan pertanyaanku. Adakah hal yang lucu? Terkait ini, mungkin beberapa orang akan sependapat, atau bisa saja menyanggah dengan memaparkan bukti bahwa kerja tim membawa banyak manfaat.


Tapi sayang, aku tak suka dengan yang namanya kerja tim. Dalam beberapa situasi akan sangat menyenangkan jika berbagai kepala menguraikan bentuk ide dan gagasannya sehingga dapat memudahkan sebagaimana tujuan diadakannya kerja tim/ kerja kelompok ini.


Lantas yang membuatku tak suka ialah pada saat beberapa yang lain bersikap tak acuh, tak peduli, menggampangkan, dan menyerahkan segalanya pada pihak yang dianggap mumpuni. Kesal? Oh tentu. Tapi memangnya siapa yang peduli, toh semua pasti akan dikembalikan kepada masing-masingnya agar mampu berkoordinasi dengan baik. Hei, beberapa terkadang bebal, tak mau mendengar, lalu apa yang bisa dilaksanakan?


Kemudian apa yang membuat ini menjadi menarik dan penting untuk menjadi sebuah pembahasan? Sangat disayangkan sedikitnya perhatian pada hal yang dianggap kecil ini. Padahal bisa jadi orang berpangkat yang tak amanah dan nyeleweng yah asalnya dari komunitas orang seperti ini.


Yah, aku pun sebenarnya setuju bahwa mungkin beberapa orang memang memiliki keterbatasan dalam berpikir tersebab malasnya yang mencapai tingkat medium ke atas, sudah parah nan akut. Entah bagaimana dahulu ia mempelajari dan memahami pendidikannya mulai dari pra sekolah hingga sejauh usia yang mencapai belasan tahun.


Aku tertarik untuk mengangkat persoalan ini suatu hari. Saat menemui beberapa orang seperti itu dan mengulik bagaimana kesehariannya dalam menerima pembelajaran.


Boleh tidak jika aku mengatakan orang seperti mereka yang terjebak dalam kerja tim sebagai orang berpaham Oportunis? Oh ayolah sikapnya tak bisa dibenarkan atas segala yang telah kusampaikan bukan?


Untuk kalian yang masih berpikiran dangkal, cobalah menempatkan sisi dimana seorang yang kalian andalkan tengah mengorbankan banyak hal. Entah itu pemikiran, waktu istirahat, dan waktu pengerjaan kesibukan lain hanya untuk mengerjakan tugas berlabel “kelompok” yang nyatanya hanya dikerjakan secara individu?


Tidakkah terbesit, tanpa sadar kalian tengah menjajah orang lain dan menyengsarakan kalian sendiri? Yah menyengsarakan! Kalian tak mendapat ilmu atasnya, tak pula mengerti akan apa yang diajarkan, ditambah dosa karena tidak amanah dalam mengemban yang namanya “tugas kelompok”.


Aku sedang tidak dalam mood yang baik saat menulis tulisan panjang yang membosankan ini. Mungkin akan terbaca sedikit berantakan, tapi semoga apa yang ku sampaikan kurang lebihnya dapat menyadarkan atau menggerakkan kalian untuk mulai menyadari dan memperbaiki hal ini kedepannya.


Be wise people

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!