Bincang Mesra : "Ubah Pola Intelek"
Cara menulis resensi dan catatan harian yang baik. Itulah materi yang di sampaikan oleh kakak tingkat dalam kesempatan malam ini. Sedikit banyak membuatku bergumam lirih “oh begini”, sehingga rasanya ingin menghapus beberapa part yang pernah di publish dalam blog pribadiku.
Bukan tanpa sebab, yah karena pada kenyataannya catatan harian yang selama ini ku tulis ialah mengenai hal personal yang ku alami dalam satu kali dua puluh empat jam itu. Tak ayal, jika pertama kali penugasan aku menuliskannya sesuai seperti apa yang selalu ku tulis pada hari biasanya.
Walau terkadang aku selalu menimang baik buruknya apa yang ku tulis atau bahkan sebelum tertuang dalam bentuk tulisan sekalipun. Nyatanya sekarang yang berorientasi dalam otakku ialah seputaran “apa itu memang benar – benar penting?”, aku tak memungkiri bahwasannya beberapa kali fokusku teralih mengingat apa saja yang pernah ku tulis dalam blog pribadiku tentunya.
Perihal catatan harian, banyak sekali tips yang diutarakan oleh pemateri yang ku sukai caranya dalam bertutur kata itu. Sopan dan lemah lembut sekali, walau tadi serasa sedang di “Nina Bobokkan” tapi tak membuat kantuk datang melanda tersebab materi yang di sampaikan cenderung ringan dan mudah di pahami. Apalagi cara penyampaian yang menyeluruh membuat segala pertanyaan habis tak bersisa.
Kurang lebihnya yang ku tangkap dalam pemahamanku ialah agar kita selalu memperhatikan sekitar untuk mengembangkan tulisan, meminimalisir sapaan terhadap pembaca yang akan mengganggu isi pokok tulisan, jangan sampai menulis hal instan hanya untuk menggugurkan kewajiban menulis, jangan terlalu terstruktur dengan memberikan ulasan waktu dalam kegiatan, memperbanyak bacaan yang bermanfaat (salah satu alumni dalam organisasi ini mengatakan bahwa bukan seberapa banyak buku yang dibaca, melainkan seberapa istiqomah dalam membaca), boleh mengambil topik aktivitas harian namun dengan syarat hanya mengambil satu inti yang menjadi pokok bahasan, dan yang terakhir ialah mengamati perkembangan tulisan secara berkala agar dapat menimbang bagaimana baiknya tulisan agar terus berkembang dan menarik serta bermanfaat bagi pembaca.
Jujur saja, aku menyukai topik bahasan malam ini. Karena seringnya aku mencari tips di peramban hanya sedikit memberikan gambaran tanpa bisa ku tela`ah lebih jauh bagaimana maksud dari semua itu.
Lalu beranjak ke cara menumbuhkan ide itu sendiri ialah tak lepas dari pengamatan terhadap keadaan sekitar dengan memanfaatkan ilmu dasar analisis sosial, menjadi pendengar yang baik, membaca banyak referensi, mendiskusikan segala aspek kehidupan, dan poin terakhir yang paling utama menurutku ialah pengalaman hidup. Yah, pengalaman hidup mengambil peranan penting dalam tumbuhnya sebuah buah pikiran untuk menulis. Dengan adanya pengalaman hidup tanpa disadari apa yang kita tulis akan mengalir begitu saja tanpa membutuhkan waktu banyak untuk berpikir. Selain itu, dari pengalaman pun kita dapat melihat dan mengevaluasi diri sejauh mana perkembangan atau bahkan prosentase keburukan dalam diri (entah menurun kah, atau juga bisa sebaliknya), ini lah yang kemudian bisa melahirkan sebuah ide yang penutupnya bisa di sertakan amanat penting. Dengan begitu bermanfaatlah walau sedikit, apa yang telah kita paparkan.
Sedangkan untuk resensi sendiri, ku pikir ini hanya pengulangan dimana saat SMP dulu sudah pernah di ajarkan. Hanya tinggal mengingat dan mengulas kembali sebagai bentuk penyegaran memori yang tak setia ini jika tak di torehkan dalam bentuk tulisan. Aku bersyukur karena pemateri menjelaskannya kembali dalam bahasa yang ringan dan mudah untuk ku pahami.
Sedikit tips yang teramat berguna dalam menulis resensi, katanya dengan mengaitkan penilaian terhadap buku dengan keadaan di masa sekarang. Yah begitu kiranya yang paling ku ingat dan menjadi sesuatu yang harus terus ku terapkan dalam proses belajar ku ini.
Komentar
Posting Komentar