Why?


Mari masuk dalam dunia pemikir ulung sepertiku. Mari bercerita dan berbagi perasaan lewat barisan kalimat per paragraf. Mungkin membosankan, tapi coba cari apa yang bisa kau dapatkan dari tulisan membosankan ini.

Selamat menyelam dan semoga tak menyesal.

Go!!!

Kali ini catatan harian mungkin akan terkirim di tengah malam atau lebih. Entahlah, aku tak menjanjikan akan selalu tepat waktu. Sehubungan dengan adanya agenda diskusi malam ini kupikir tidak akan menjadi masalah untuk kali ini saja telat. Asal tetap mengirim penugasan.


Jadi, perubahan moodku begitu mempengaruhiku hari ini. Untuk sementara waktu aku pikir tidak akan masalah semua akan berjalan sebagaimana mestinya, aku akan banyak tersenyum hari ini. Tapi lagi, moodku berubah tanpa aku bisa cukup baik mengendalikannya.


Sepanjang sesi diskusi, dimana kali ini akulah yang menjadi pemantik sebenarnya aku sedang tidak dalam keadaan dan perasaan yang baik – baik saja. Semua tampak buruk, aku selalu harap – harap cemas akan apa yang terjadi nantinya. Suasana hatiku semakin memburuk, aku hanya perlu menangis dengan segera. Itu saja, tapi karena situasi tak mengizinkanku demikian, berakhirlah dengan kupaksakan senyum menghiasi wajahku malam ini, mendominasi keadaan dimana seharusnya aku sudah berada di kamar dan menangis sepuas dan selama yang aku mau.


Akan terlihat aneh menurut segelintir orang. Apa peduliku? Aku hanya akan merasa baik – baik saja setelah menangis. Walaupun aku tak memiliki alasan pasti kenapa aku menangis. Siapa yang tak mengenalku dengan baik, teman dan lingkupku tau kalau aku gampang menangis bahkan untuk hal sepele. Aku tak pernah mencari tau sebenarnya mengapa aku bisa sesekali dalam rentang waktu berbeda akan menghadapi situasi semacam ini.


Dengan aku yang seolah seperti seorang perasa ini, aku tak pernah merasa bahagia atasnya. Entah perasaan macam apa ini, ada suatu fase dimana aku seakan tengah menghakimi diriku sendiri. Aku tak mengerti apa hanya aku atau sebagian dari manusia lain juga pernah merasakan dan berada di fase sepertiku ini.


Mungkin saja orang yang melihatku seolah aku tak mengapa. Melihatku tersenyum, tertawa, ataupun merenung. Mungkin sepintas akan terlihat aku tak memiliki suatu yang terpendam dengan nilai berarti. Salah, itu benar – benar salah kalau mau ku katakan. Aku, aku hanya sedikit berbeda. Sebab dari itu mungkin membuatku agak kurang menjadi seseorang yang bisa diandalkan dalam penyelesaian sebuah persoalan tertentu dalam beberapa situasi. Bukan hanya kalian, aku juga punya perasaan dan apa yang mengganggu pikiranku juga. Bedanya aku tak butuh pundak siapapun, telinga siapapun, atau wejangan yang keluar. Aku hanya butuh aku dengan “aku yang lain di dalam diriku sendiri” yang bermonolog. Menyelesaikan semua dengan kesendirian. Ini benar atau salah aku tak mengerti, yang jelas aku hanya bisa tenang saat setelah aku menyendiri dan merenungi segala apa yang berkecamuk dalam otakku. Hanya itu, dan untuk terlepas dari situasi yang mengikat ini aku tak bisa. Ini yah yang dinamakan profesionalitas? Segala apa yang dirasa terpaksa harus ditekan sementara waktu, sehingga saat sudah terlepas maka akan meledak menghancurkan segalanya, dan ada kalanya sampai tak bisa mengenali diri sendiri. Apa begini memang jalannya?


Keadaan seperti ini bisa dibilang seperti sedang menggunakan sebuah topeng yah? Apa aku begitu? Tapi aku tak berusaha jahat atau bertindak diluar batas. Aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri. Andai aku tau sebabnya, mungkin aku akan bisa mengatasi ini agar tak mempengaruhi terhadap apapun kesibukanku di masa mendatang.


Tapi sekarang, rasanya aku ingin merubah segalanya. Kembali menjadi seorang anak kecil. Yang menangis dan selalu mendapat tepukan lembut dibahu serta mendapat sepasang tangan yang selalu bisa menghapus linangan air mataku. Kalaupun mau sebenarnya sekarang masih bisa terhadap orang tuaku. Tapi aku merasa malu jika dalam usia yang sebesar ini masih menangis secara terang – terangan tetapi tak memiliki alasan mengapa aku bisa begini. 


Maaf untuk untaian panjang ini, maaf untuk segalanya. Semoga malammu menyenangkan dalam alur mimpimu.


Tetap sehat yah pikiranmu! Jangan banyak bertingkah , banyak tingkah = mati . Just do anything what you want , but don`t break anyone else . Paham kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!