Menilai tanpa Memberi Solusi? JUST SHUT UP AND GO AWAY!!!


Mari masuk dalam dunia pemikir ulung sepertiku . Mari bercerita dan berbagi perasaan lewat barisan kalimat per paragraf . Mungkin membosankan , tapi coba cari apa yang bisa kau dapatkan dari tulisan membosankan ini .

Selamat menyelam dan semoga tak menyesal.

Go!!!

Menjadi dewasa cukup membuatku takut, karena itu tandanya akan ada banyak yang harus dipikirkan, dilakukan, dihadapi, dan masih banyak di yang lainnya. Aku tau setiap dari kita memiliki cara masing – masing untuk melewati proses ini. Ada yang beribu kali dihantam kenyataan, ada yang harus bertarung dengan lingkup baru yang mau tak mau harus ia hadapi, dan ada menyerah akan masa peralihannya.


Tidak ada yang salah, semua benar atas pemikiran dan sudut pandangnya masing – masing. Yang salah adalah orang yang terus menerus menghakimi tanpa tau bagaimana keadaan yang sebenarnya, parahnya ia tak pernah bisa memberikan solusi. Sudahlah, baik buruknya pencapaian proses itu terserah saja pada yang terlibat di dalamnya, jangan menilai karena itu tugas Tuhan, bukan ciptaan-Nya.


Salah? Yah diarahkan bukan dicerca. Terpuruk? Bantu bangkit bukan dicaci. Hilang arah? Genggam tangannya dan jangan menjadi Tuhan untuknya. Sepertinya harus ada kelas khusus untuk menangani hal dasar yang terus tersepelekan ini. Kalau kau termasuk di salah satunya, maka berhentilah dan lekas sadar. Kadar kesabaran dan kekuatan hati seseorang antara yang satu dan lainnya tak sama. Kalau – kalau seseorang bunuh diri karena ucapanmu bagaimana? Bukankah secara tidak langsung kau telah menjadi pembunuh, yah pembunuh tanpa menyentuh. Memang bukan fisiknya, tapi yang kau bunuh itu mentalnya. Dan yang paling berat dari sebuah luka bukanlah luka fisik, melainkan mental.


Dari sini aku berpikir bahwasannya benar kalau diam itu adalah emas, tak mampu berujar baik maka lebih bagus kalau diam saja. Aku terlalu serius dan kaku? Tidak juga, aku suka bercanda dan seorang gadis periang. Tapi aku tau batas, apa yang lucu dan apa yang tidak menurutku tak akan pernah salah dalam pikirku.


Bicara mengenai candaan, banyak diantara kita yang masih saja membuka candaan dengan menghina orang lain. Mungkin sejenak kau lihat ia turut tertawa di dalamnya, tapi berpikirkah kau bagaimana perasaan dan hatinya bekerja? Apa yang kau ucapkan benar – benar tak melukainya?.


Aku sebenarnya sedang teringat dengan teman masa SMAku yang selalu menjadi objek bully. Itulah mengapa aku dan beberapa temanku lainnya menjadikannya teman dan selalu mengajaknya keluar bersama walau sesekali ia menolak. Dengan begitu saat ia bersama kami, maka tak akan ada yang berani mengganggunya.


Aku mengutuk perilaku bullying bukan pelakunya. Aku akui bahwa tak semua orang memiliki kecerdasan, ada yang dikaruniai otak untuk berpikir dan ada pula yang dikaruniai otak yang kosong karena tak pernah diasahnya, atau karena faktor  dan perilaku di lingkup rumahnya? Who know`s about that.


Sudah beberapa kali pelaku bullying di ingatkan tapi tetap saja bebal, tak mau mengalah dan meremehkan apa yang ia lakukan. Aku kasihan padanya, mungkin di balik semua yang ia lakukan bisa jadi karena dulu ia pernah berada di fase itu dan mengalaminya secara langsung?. Entahlah, menyalahkan juga tak ada gunanya, mengingatkan sudah, maka gugurlah kewajiban untuk membuatnya tersadar. Toh dia juga akan terjun di masyarakat, maka hukum alamlah yang akan bekerja. Akan tetapi, andai persepsiku yang ini benar maka apa bedanya ia dengan pelaku bullying yang sebelumnya? Bukankah kalau begitu ia akan terus menerus larut di dalam lingkaran itu – itu saja? Apa dengan melampiaskannya kepada orang lain membuatnya bahagia?. Kupikir ia hanya sedang menabur garam dalam lukanya yang menganga.


Beralih dari situ kini kembali pada pemikiranku, dimana menurutku itulah sebabnya mengapa kita tak boleh menilai sesuatu hanya dalam satu sudut pandang saja. Dalami apa yang perlu, dan berpikirlah mengenai apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil. Menghakimi tak akan membantu. Menurutmu bagaimana orang jahat itu ada? Yah, karena ada yang salah di masa lalunya. Tak ada orang yang benar – benar jahat dan tak ada pula orang yang benar – benar baik. Itulah mengapa kita hidup berdampingan dan saling bersosialisasi dalam kehidupan, tujuannya untuk saling melengkapi kekurangan dan mengingatkan kesalahan.


Dari sini, aku tak berharap banyak melalui tulisan catatan harianku. Aku hanya ingin setiap dari kalian yang memiliki hati tolonglah diri kalian sendiri untuk tidak terlihat bodoh di depan orang dengan menjatuhkan orang yang lainnya. Kau tidak bisa dibilang keren hanya dengan membunuh mental seseorang, itu jahat! Dan itu menjijikkan.


Random sekali pemikiranku kali ini, dengan mendengarkan sebuah lagu saja tiba – tiba liriknya seakan mendorongku untuk menulis mengenai hal ini. Semoga sedikit banyaknya tulisan ini dapat bermanfaat.


Tetap sehat yah pikiranmu! Jangan banyak bertingkah , banyak tingkah = mati . Just do anything what you want , but don`t break anyone else . Paham kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!