Kesulitan yang Bermanfaat


Mari masuk dalam dunia pemikir ulung sepertiku . Mari bercerita dan berbagi perasaan lewat barisan kalimat per paragraf . Mungkin membosankan , tapi coba cari apa yang bisa kau dapatkan dari tulisan membosankan ini .

Selamat menyelam dan semoga tak menyesal.

Go!!!

Sudah berjumpa lagi dengan hari senin, ternyata perubahan dari detik ke menit hingga jam ke hari sampai hari berganti minggu sangatlah cepat. Begitu tidak dirasanya waktu yang seakan terus berputar dengan speed tinggi, atau karena terlena akan dunia? Tentu setiap pribadi memiliki jawabnya masing-masing, dan antara yang satu dengan yang lain pastinya tidak akan pernah sama.


Namun kali ini, yang akan ku bahas bukan hanya masalah waktu. Tapi tentang apa yang bisa kau lakukan dalam waktu yang kau nikmati hingga sekarang ini. Mari berbicara soal perkembangan diri.


Di masa pandemi ini, gencar di promosikan terhadap siswa dan siswi, mahasiswa, bahkan kalangan rakyat untuk terus produktif dalam masa sulit seperti sekarang ini. Tak ayal, segala strategi mulai bermunculan mengenai cara mendorong orang lain untuk ikut berproduktif.


Tak terkecuali tenaga pendidik yang terus menggembleng anak didiknya untuk berinovasi, berkarya, dan meningkatkan kreatifitas diri guna mengembangkan potensi supaya didapatkannya sebuah pencapaian. Tak jarang, karena adanya anjuran untuk produktif, maka setiap diantaranya memberikan banyak bahan dan tambahan tugas untuk menunjang keproduktifitasannya. Banyak diantaranya, termasuk saya sebenarnya agak mengeluhkan akan kondisi sulit seperti ini. Bahkan tak jarang, dari anak didik merasa sangat kesulitan dan kurang bisa mengatur waktuya dengan baik. Sehingga ini pun menjadi alasan untuk meyerah dan tidak melanjutkan penempuhan jenjang pendidikan.


Suatu hal yang tak boleh dicontoh atau bahkan sampai terjadi pada diri kami. Lelah boleh, maka istirahatlah karenanya. Yang tidak dianjurkan adalah ketika lelah maka menjadi sebab akan berhenti, sungguh itu bukanlah hal yang bijak dalam menangani masalah.


Terlepas dari pemaparan di atas, hari ini aku mengikuti mata kuliah seperti biasanya, dengan mata kuliah yang menurutku susah dan memerlukan ekstra pemikiran dalam setiap pengerjaannya. Bapak dosen pun mulai memaparkan materi dan mengarahkan pemikiran kami lagi untuk berpikir ilmiah. Poin demi poin terlewati hingga sampai pada pembahasan adanya hibah yang akan di sahkan, namun sekarang ini masih berupa draft.


Pada intinya, dalam hibah tersebut diharapkan setiap mahasiswa baru dapat mengikuti dan berpartisipasi di dalamnya. Mengenai cap yang dialamatkan pada angkatan kami, karena dianggap sebagai angkatan corona maka dengan adanya event ini bapak dosen mengharapkan kesungguhan dari kami untuk memaksimalkan penugasan berupa PKM, yang dalam pemilihannya hanya difokuskan kepada pengabdian dan penelitian. Untuk itu, dalam pengerjaannya pun diberikan waktu panjang hingga bulan Desember.


Panjang lebar bapak dosen menjelaskan mengenai hal itu. Kemudian untuk pertama kalinya beliau menjelaskan alasan dibalik penugasan wajib yang amat berat ini bagi mahasiswa semester pertama. Beliau mengatakan bahwa sesuai riset, melalui perbandingan angkatan tahun ini dengan tahun-tahun yang lampau cukup mengecewakan. Untuk itu beliau ingin dengan digalakkannya penugasan wajib ini maka kreatifitas siswa meningkat, pola pengembangan pemikiran pun turut serta, selain itu hal ini tentu sangat berguna untuk menjalani semester-semester berikutnya.


Menurut beliau, tak ada kesuksesan yang diraih dengan mudah, melainkan dalam pengupayaannya cenderung membutuhkan banyak pengorbanan. Yang dalam hal ini disimpulkan pengorbanan adalah kesusahan yang berlarut-larut bagi kami yang tak terbiasa akan hal itu. Kabar baiknya, hal yang menurut kami melelahkan dan sangat berat dalam menjalaninya justru memberikan banyak sekali manfaat di keadaan yang akan terjadi di masa depan.


Beberapa diantaranya ialah kami yang mulai terbiasa membaca jurnal dan artikel serta berpedoman terhadap kesesuaian riset yang terpercaya untuk bekal kami dalam mengembangkan dan memodifikasi ide kreatif, kami pun sudah mulai terbiasa akan pembuatan proposal dan karya ilmiah sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap universitas, selain itu juga akan mempermudah kita karena dilatih sejak dini bergumul dengan artikel dan jurnal sehingga saat pembuatan skripsi tidak lagi mengalami kesusahan, begitulah manfaat yang di utarakan oleh bapak dosen hari ini.


Sungguh setelah ini, memang memberikan gambaran bahwa apa yang diutarakan beliau ada benarnya. Sudah bukan lagi anak SMA, harusnya kami sudah harus terbiasa akan ini, untuk kemudian hari menuai hasil yang memuaskan tentunya. Untuk itu, jika diantara kalian menemukan kesulihan maupun apa saja yang terkesan menjengkelkan hari ini ingatlah bahwa semua itu dilakukan untuk kebaikan di masa depan kita. Hal ini sudah barang tentu memiliki alasan yang baik di belakangnya.


Tetap sehat yah pikiranmu! Jangan banyak bertingkah , banyak tingkah = mati . Just do anything what you want , but don`t break anyone else . Paham kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!