KEAJAIBAN “Fadzkuruuniy Adzkurkum”


Hari ini pada tanggal 1 November 2020, tepatnya pukul setengah enam pagi . Seseorang yang telah lama tidak kutemui dengan secara tiba-tiba dan tanpa mengabari dahulu datang kerumah. Bertepatan dengan adanya kebutuhanku untuk berbicara pintar dengan seseorang yang kemudian ku tuliskan kisah nyata dan hikmahnya disini.


Aulia Hasanah , Mbak Uul sapa akrabku kepadanya . Sama halnya dengan Mbak Nisa , ia merupakan sosok yang selalu mengajakku bangkit dari keterpurukan. Mengajarkan arti dari kesabaran, keikhlasan, serta amanah terhadap apa yang dipercayakan.


Tidak lengkap rasanya kalau aku belum menjelaskan bagaimana sepak terjang pahitnya kehidupan sebelum ia menuai sukses seperti sekarang ini. Ia satu angkatan dengan Mbak Nisa, mereka berdua pun telah bersahabat sejak duduk di bangku SMP hingga saat ini. Di masa SMA, mereka berdua selalu menjadi tempatku mengadu akan persoalan hidup dan keluhku.


Ku awali sejak Mbak Uul lulus SMA, sebenarnya ia ingin berkuliah, hanya saja ridho orang tua tidak ia dapatkan. Ini adalah awal dimana masa sulitnya ia mulai. Ia pun bekerja di sebuah pabrik penjahitan pakaian di kota, ia bekerja keras dan mengabaikan lelahnya untuk membahagiakan orang tua.


Tak ada yang salah disitu untuk beberapa bulan pertama, ia pun bersyukur karena telah bekerja dan mampu menghasilkan uang sendiri. Namun, kemudian selang beberapa lama di tempat kerjanya ia selalu menemui beragam masalah. Dari beberapa karyawan yang tidak menyukainya, pergaulan di dalam pabrik yang begitu liar, membuat ia bersedih akan situasinya kala itu.


Tapi Mbak Uul bukanlah pribadi yang gampang menyerah, ia terus berusaha mengendalikan diri dan kesabaran setiap kali berada di lingkup kerjanya . Tak berhenti sampai disitu, ia pernah menjalin pertemanan dengan orang yang salah padahal menurutnya pribadi orang tersebut sangatlah baik.


Singkat cerita, ia diajak untuk berbisnis bersama. Dalam hal ini ia tak menceritakan pada siapapun mengenai apa yang akan ia perbuat selanjutnya setelah menerima tawaran untuk berbisnis itu. Awalnya ia agak ragu akan bisnisnya, namun karena kepandaian temannya untuk mengajak masuk di dalamnya maka ia pun menyanggupi segala persyaratannya berikut juga menyertakan sejumlah uang dalam nominal jutaan (Uang tabungannya selama ia bekerja) secara langsung.


Dikatakan oleh temannya, bahwa bisnis ini sangat menguntungkan dan bisa menghasilkan banyak uang dalam sekejap per hari. Saat Mbak Uul menanyakan akan apa bisnisnya, sekumpulan dari mereka tak ada yang menjawab pasti. Katanya kerjanya hanya mencari orang untuk menjadi member dan memintai sejumlah uang agar uang dari Mbak Uul bisa kembali dan terus bertambah dari orang-orang yang akan diajak masuk juga. Ia pun bingung dan bersedih, ia tidak tau harus bagaimana lagi . Dengan keadaan yang terpuruk ia pun datang kerumahku untuk menceritakan segalanya dari awal, aku terkejut bukan main karena nominal yang ia serahkan cukup banyak. Tanpa banyak berujar, aku pun menyarankan ia agar berhenti dan jangan menjerumuskan orang lain di dalam bisnis penipuan semacam itu, pun ku sarankan agar Mbak Uul jujur terhadap kakak dan orang tuanya.


Itulah masa terberat dalam hidupnya, dimana saat-saat seperti itu ia sangat membutuhkan suport dari orang-orang terdekatnya. Ia berkata bahwa tak ada yang bisa membantunya bangkit kecuali kuasa Allah ta`ala. Ia pun perlahan mencoba untuk mengikhlaskan segala apa yang menimpanya di kala itu. Ia ingat betul salah satu sahabatnya selalu menasehatinya untuk menanamkan dalam hati ujaran La tahzan, Innallaha Ma`ana (Janganlah Engkau bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita), dengan kalimat penguatnya ialah Fadzkuruuniy Adzkurkum (Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian).


Dibalik sosoknya yang terlihat kuat, aku tau bahwa hatinya tengah patah dan rapuh. Akan tetapi ada janji Allah yang mengatakan bahwa siapapun yang dekat dengan Allah dan mengandalkan ilmunya , maka ia akan di angkat derajatnya (Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu). Ia selalu nampak tegar di hadapan orang-orang , mungkin ia hanya bisa mencurahkan segalanya hanya lewat waktu-waktu dimana ia bertemu dengan Allah (dalam ibadah).


Cukup lama peristiwa itu berlalu, lambat laun ku dengar ia mengabarkan padaku bahwa sekarang ia tengah pindah bekerja di Kota lain sebagai marketing perumahan. Ia ingin bertemu denganku namun karena kesibukannya hari ini tepatnya di hari minggu ia baru bisa menemuiku walau dalam kurun waktu yang amat singkat terbilang.


Ia bercerita panjang lebar mengenai tempat kerjanya yang sekarang, ia mengatakan bahwa pekerjaannya yang sekarang sangat amat baik dari pekerjaan yang sebelumnya. Ia pun bersyukur dan banyak membagi ilmunya padaku, termasuk mengingatkanku untuk terus berpegang pada ayat yang selalu ia pegang teguh keyakinan di dalamnya.


Semua yang ia jalani, adalah bukti nyata bahwa Allah memang akan bersama dengan orang-orang yang pandai bersyukur, selalu bersabar dalam menghadapi ujian, serta menjadikan Allah sebagai tempat untuk bercerita dan berserah diri.


Hari ini dengan waktu yang teramat singkat, aku pun masih bisa mendapatkan sebuah ilmu dan hikmah dari peristiwa kehidupan yang bersumber bukan dari “katanya”. Melainkan dari narawicara yang mengalaminya secara langsung.


Aku bersyukur karena ada banyak  pribadi yang begitu membantuku dalam berproses dan mencari jati diri. Aku juga tak menyangka bahwa Allah mengirimkan banyak orang baik dalam kehidupanku untuk selalu menuntun dan memberikan pelajaran hidup guna terus memperbaiki diri dan senantiasa berada di jalan-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!