Belajar Ikhlas


Mari masuk dalam dunia pemikir ulung sepertiku. Mari bercerita dan berbagi perasaan lewat barisan kalimat per paragraf. Mungkin membosankan, tapi coba cari apa yang bisa kau dapatkan dari tulisan membosankan ini.

Selamat menyelam dan semoga tak menyesal.

Go!!!

“Keikhlasan terletak pada keadaan dimana saat kau melakukan suatu apapun tak mengharapkan hal yang serupa kembali padamu”


Masih dalam perjalanan panjang akan hari pra diklat, dengan keadaan yang seadanya dan sudah terlihat sedikit lusuh kurasa, tempat yang dituju ialah stasiun Wonokromo yang kemudian dilanjutkan untuk pergi Pasar Waru. Saat di stasiun kereta, kami diiarahkan untuk masuk lewat dalam. Namun, kami mendapat teguran dari petugas dan diharuskan untuk lewat luar saja. Akhirnya kami pun memutar arah, dan berjalan cukup jauh untuk sampai di dalam stasiun kereta.


Di dalam stasiun kereta kami mengambil tempat nyaman untuk berbincang di pinggiran sekitar rel kereta. Waktu itu menjelang subuh, dan keadaan masih sangatlah nyaman dan sejuk. Yah, selain pada kenyataan bahwa Kota Surabaya memang Ssejuk dan asri. Disini kami membahas mengenai sejarah dan keadaan yang terjadi di sekitaran stasiun kereta api ini. Sedikit banyak terkejut, dan mungkin begitu menyita pemikiran kita untuk terfokus hingga melahirkan beberapa pertanyaan yang bersiap untuk dilontarkan dan menuntut jawabnya. Kami sedikit menyayangkan, karena tak memiliki kesempatan untuk mencari informasi dengan pencarian fakta secara langsung melainkan dari cerita yang disampaikan. Mungkin dalam lain waktu dan kesempatan kami akan mengetahuinya secara langsung.


Berlanjut untuk tujuan selanjutnya yang mengarah ke Pasar Waru. Disana kami mendapat penugasan yang bersifat individu dalam mencari sebuah informasi baik yang diambil dari seorang pedagang, maupun pengunjung disana. Sekilas dalam otakku terbesit sebuah temoat yang umumnya luas, namun pada kenyataannya Pasar Waru ini terletak di dalam sebuah gang sempit yang beberapa penjualnya merupakan orang di lingkungan itu sendiri.


Setiap dari kami pun berpencar untuk mencari informasi sendiri mengenai berbagai macam hal yang menyangkut Pasar Waru itu sendiri. Disini terdapat kesulitan dimana sangat sulit rasanya mengajak berinteraksi dengan pengunjung / pembeli di Pasar Waru. Rata – rata mereka memiliki kesibukan yang teramat padat sehingga menyebabkan mereka terburu – buru dikejar waktu. Yah, hal ini tentu terjadi mengingat bahwa ini merupakan kota besar yang identik dengan kesibukannya.


Singkatnya, waktu untuk mencari informasi selesai. Seperti biasa setekahnya akan ada sesi semacam review akan apa yang sudah kita peroleh dan membahasnya lebih mendalam lagi untuk menambah pemahaman dn mempertajam materi yang sudah disampaikan.


Setiap dari kami menyampaikan satu persatu mengenai apa yang kami peroleh selama kegiatan mencari infornasi tersebut berlangsung. Semuanya menyampaikan beberapa info yang menarik untuk dibahas. Sehingga rasanya tak akan pernah habis untuk diperbincangkan. Bahkan dari pencarian info di tempat perbelanjaan tradisional ini bisa dibandingkan dengan tempat modern yang semalam di datangi. Ada banyak perbedaan mencolok antara keduanya, dijelaskanlah pada kami secara lebih detail akan apa yang menjadi latar belakang sehingga ini juga menyangkut dengan materi analisis sosial.


Dan dengan topik yang terus mengalir, tibalah kita pada pembicaraan mengenai sesuatu yang telah dilakukan. Disini, mencakup siapa – siapa saja yang melakukan suatu hal tentunya. Dikatakan oleh salah satu Mbak yang memimpin jalannya review atau obrolan pintar, bahwa setiap dari pribadi secara tidak langsung pasti membahas akan apa yang ia lakukan dan tidak jarang untuk menginginkan balasan dari apa yang dilakukan.


Dalam sebuah contoh kecil yang dipaparkan memang benar adanya. Pasti setiap dari kita pernah berpikir akan apa yang kita peroleh atas dasar dari apa yang kita telah lakukan. Sedikit banyaknya yang merupakan kontribusi merupakan salah satu yang tidak lepas dari ini. Mbak mengatakan bahwa kalau kita melakukan sebuah hal yang bersifat menolong sesama atau membantu memecahkan sebuah permasalahan dan lain sejenisnya, kita tidak seharusnya patut mengharap balasan. Cobalah berpikir bahwa apa yang kita berikan secara ikhlas akan menumbuhkan hal positif dalam diri kita. Disini juga ditekankan, apakah selama ini yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang disampaikan ataukah masih mengharap balasan? Itu tergantung dari sudut pandang setiap pelakunya. Yah begitulah kiranya.


Tetap sehat yah pikiranmu! Jangan banyak bertingkah , banyak tingkah = mati . Just do anything what you want , but don`t break anyone else . Paham kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjara untuk Kebebasan

Resensi Buku : Saman

Come Back!!!